“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru…”
Begitulah isi kutipan lirik hymne guru yang dikumandangkan oleh para siswa hari ini. Yup, hari ini (25/11) adalah hari guru dan HUT PGRI. Di sekolah saya, perayaan hari guru berlangsung seru. Ada beragam pertunjukan yang ditampilkan oleh para siswa. Ada tari, tabuh (seni musik khas Bali), puisi, paduan suara, dan bahkan ada tiga orang siswa yang menggambar wajah tiga guru yang terpilih. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian bunga dan menyalami semua guru oleh seluruh siswa. Beberapa guru mengenali saya dan menyebut nama saya. Saya sangat menghargai guru-guru yang mengenal saya. Itu tandanya saya masih eksis di kalangan beberapa guru. Hehehe…
Saya percaya kalau guru-guru saya bisa membawa saya menuju kesuksesan. Meskipun secara tidak langsung dan saya seringkali tidak memperhatikan guru mengajar. Tapi setidaknya ada sedikit yang masuk ke otak. Itu lebih baik daripada enggak sama sekali. Walaupun saya gak pernah merhatiin guru, saya tetap belajar di rumah dan mengerjakan tugas/PR tepat waktu.
Tapi saya punya beberapa saran nih untuk guru-guru saya. Bukan bermaksud untuk menggurui, tetapi saya ingin supaya kami gak sampai merasa kalau sekolah itu adalah tempat yang membosankan. Banyak yang hanya menganggap kalau sekolah itu adalah tempat bermain dan bercengkrama dengan teman saja. Saran saya adalah dengan membebaskan siswanya untuk berekspresi. Karena para remaja seperti kita ini sangat menyukai kebebasan. Berekspresi dalam artian berpendapat. Guru memberikan sebuah topik dan setiap murid diberikan kebebasan untuk mengutarakan pendapat sesuai isi pikirannya. Peran guru disini adalah sebagai penengah supaya tidak melenceng dari topik dan untuk memberikan pencerahan.
Dengan demikian, proses belajar mengajar menjadi sangat menyenangkan. Saya juga sangat menyukai diskusi semacam itu. Orang yang pendiam tiba-tiba menjadi aktif dalam diskusi. Dengan demikian, pembentukan karakter lebih mudah dilakukan. Salah satu guru yang sering mengadakan diskusi adalah Miss Ina dan Bu Relo. Guru bahasa Inggris dan sejarah itu sering mengadakan diskusi yang amat menyenangkan. Saya yang semula pendiam banget bisa berani untuk ikut aktif. Saya merasa terganggu ketika ada bahasan seseorang yang menurut saya keliru dan merasa harus mengeluarkan unek-unek saya.
Tetapi para siswa juga sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan di sekolah. Bukan terkesan memaksa, tetapi peraturan itu dimaksudkan supaya para siswa belajar mentaati aturan. Itu sangat berguna pada masa depannya karena dalam kehidupan saat dewasa terdapat lebih banyak aturan dan hukum yang berlaku. Maka dari itu, kita diajarkan untuk mentaati aturan sejak dini.
Setiap orang terlahir bodoh, termasuk saya. Makanya saya butuh seorang pembimbing untuk mengajarkan saya tentang kebenaran. Selain orangtua, guru juga merupakan pembimbing yang terbaik. Tapi jangan juga terlalu bergantung pada pendidikan yang diberikan di sekolah. Ingat, pengalaman adalah guru yang terbaik. Dan guru adalah pelita kehidupan kita.
Selamat hari guru…
Anda bisa request artikel tentang apa saja, kirimkan request Anda ke hedisasrawan@gmail.com
No comments:
Post a Comment