Kini adalah era modern dan era modernisasi. Dengan era baru ini, kita dituntut untuk lebih ‘sosial’ dan lebih kreatif. Karena dunia semakin luas dan mudah dijangkau, maka terdapatlah persaingan untuk merebut pangsa pasar dunia. Dengan persaingan (yang sehat tentunya), maka kita akan semakin dituntut untuk kreatif dan inovatif. Dengan persaingan, tentunya dunia ini akan berkembang dengan sangat pesat. Kali ini saya akan jelaskan seperti apa persaingan yang sehat itu. Langsung saja kita simak selengkapnya…..
Persaingan yang sehat itu adalah persaingan dengan cara saling meningkatkan kualitas dan pelayanannya. Bukannya saling menjatuhkan dan saling mencaci-maki. Saya umpamakan saja seperti fenomena smartphone yang sangat berkembang dengan pesat sejak iPhone dirilis. iPhone adalah smartphone yang revolusioner pada saat itu, tetapi dia belum bisa menyaingi Nokia yang pada saat itu masih merajai pasar ponsel dunia. Lalu, iPhone terus meningkatkan kualitasnya dan pada akhirnya smartphone tersebut berhasil merebut hati konsumen.
iPhone memang sangat bagus pada saat itu, namun harganya sangat mahal sehingga belum dapat dijangkau bagi masyarakat menengah. Kemudian Samsung datang dengan ponsel Samsung Galaxy yang harganya murah dan dengan sistem operasi Android yang cukup menyerupai iPhone. Dengan cepat smartphone Samsung menguasai pangsa pasar dan semakin melemahkan Nokia.
Kemudian Samsung mengeluarkan varian smartphone premiumnya yang diberi nama Galaxy S. Galaxy S menjadi pesaing utama iPhone. Mereka tidak pernah berupaya untuk saling menjatuhkan dengan cara saling meledek kelemahan masing-masing smartphone tersebut. Meskipun mereka masih saling menggugat dugaan pelanggaran hak paten. Mereka malah saling membuat inovasi yang lebih baik daripada kompetitornya. Sementara itu, Nokia dan Blackberry terus berinovasi untuk mengejar ketinggalannya. HTC juga berupaya untuk mengikuti jejak Samsung dengan smartphonenya. Kelima smartphone tersebut masing-masing memiliki penggemar setia dan mereka mempunyai kelebihannya masing-masing. Dengan persaingan tersebut, kita akan mendapati perkembangan smartphone yang jauh lebih pesat daripada sebelum ponsel full-touch populer. Dahulu, kita menganggap ponsel berkamera 5 MP adalah ponsel yang ‘luar biasa’. Tapi kini kita telah terbiasa melihat smartphone berkamera 8 MP atau bahkan melebihi khayalan kita. Seperti Nokia 808 PureView yang berkamera 42 MP!
Seandainya tidak ada persaingan dan Nokia menjadi satu-satunya ponsel yang digemari masyarakat, pasti perkembangan ponsel akan ‘itu-itu’ saja. Nah, dengan banyak pesaing, kita akan mendapati perkembangan teknologi ponsel yang semakin tidak terduga sebelumnya.
Nah, bagaimana dengan kita? Masyarakat Indonesia masih banyak yang menggunakan cara yang tidak sehat untuk bersaing dan sifat iri hatinya yang masih kental. Tak jarang ada kasus orang yang membunuh pesaingnya atau melakukan upaya untuk menjatuhkannya seperti dengan merampok, menghasut, dll. Ada juga orang yang telah mendominasi pasar tetapi tidak pernah mengembangkan produknya dan jarang berupaya untuk menguasai pasar internasional. Itulah yang membuat Indonesia kurang maju dalam sektor industri. Ayo kita tumbuhkan sikap kompetitif dan hindari sifat iri hati :)
Dalam meraih prestasi juga butuh persaingan. Kita bersaing untuk meraih juara kelas. Tetapi, kita tidak boleh memusuhi atau menjauhi kompetitor kita. Justru kita ajak dia belajar bersama karena dia mungkin satu pandangan dengan kita yaitu lebih menyukai belajar. Kita juga tidak boleh terlalu sombong. Persaingan dalam meraih prestasi membuat siswa yang bersaing semakin giat belajar.
Kini saya tengah bersaing dengan beberapa blog pendidikan, cinta, dan bahkan website sejenis Wikipedia! Namun saya tidak pernah membenci, menghujat, dan memusuhi pesaing saya. Saya adalah pembaca setia Wikipedia dan masih menggunakan blog lain untuk referensi artikel saya. Bahkan saya juga gemar menyunting artikel di Wikipedia karena Wikipedia itu milik kita semua :)
Semoga bermanfaat,
Tetap Semangat! | Catatan Harian
Persaingan moderen yang sering terjadi sekarang ini memang dalam dunia gadget dan smartphone, mereka saling menjatuhkan.. sering kali pakai cara negativ juga
ReplyDelete-yogi wijaya