Pengelompokan unsur-unsur kimia terus berkembang seiring dengan
penemuan unsur kimia dan perkembangan ilmu kimia. Usaha pengelompokan
unsur-unsur ini telah dimulai pada akhir abad ke-18 mulai dari tabel periodik
Lavoisier hingga tabel periodik modern yang saat ini digunakan. Pada awalnya,
hanya terdapat 20 unsur yang digolongkan menjadi logam dan nonlogan. Dasar
pengelompokan unsur-unsur kimia berkembang pesat setelah John Dalton
mengemukakan teori atom. Bahkan jauh sebelum itu, yaitu sekitar tahun 330
SM, Plato mengemukakan konsep “empat elemen” yang terdiri dari bumi, air, udara,
dan api. Namun konsep tersebut tidak dapat menjelaskan unsur secara keseluruhan.
Berikut adalah perkembangan dasar pengelompokan unsur-unsur kimia. Langsung saja
kita simak yang pertama:
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap SMA Kelas X)
1. Tabel Periodik Lavoisier
Ilmuwan kimia asal Perancis, Antoine Lavoisier, mengelompokkan
33 unsur kimia ke dalam empat golongan pada tahun 1869 dalam bukunya yang
berjudul Traite Elementaire de Chimie. Golongan-golongan tersebut
antara lain gas, nonlogam, logam, dan tanah (logam oksida). Berikut adalah tabel
periodik Lavoisier:
Golongan I
|
Golongan II
|
Golongan III
|
Golongan IV
|
Cahaya Kalor Nitrogen Oksigen Hidrogen |
Sulfur Asam klorida Fosfor Asam fluorida Karbon Asam borak Klor Fluor |
Arsen Emas Bismut Raksa Kobalt Tembaga Timbal Besi Seng Platina Nikel Tungsen Perak Timah |
Kalsium oksida Barium oksida Silikon (IV) oksida Magnesium oksida Aluminium oksida |
Tabel periodik ini masih memiliki kekurangan antara lain tidak
semua unsur dimasukkan ke dalam tabel dan unsur-unsur dalam golongan yang sama
tidak memiliki sifat-sifat kimia yang sama.
2. Triade Dobereiner
Selengkapnya: Triade Dobereiner (Artikel Lengkap)
Pada tahun 1829, John Wolfgang Dobereiner mengelompokkan
unsur-unsur kimia berdasarkan kemiripan yang ia temukan. Ia telah menemukan
hubungan antara sifat unsur dengan massa atom. Dobereiner menemukan bahwa massa
atom relatif stronsium (Sr=88) berdekatan dengan rata-rata massa atom relatif
dua unsur lain yang mirip dengan stronsium yaitu kalsium (Ca=40) dan barium
(Ba=137) yaitu 88,5. Kemudian Dobereiner mengelompokkan semua unsur dalam bentuk
triade dimana unsur yang berada di tengah merupakan unsur yang memiliki massa
atom relatif yang hampir sama dengan rata-rata massa atom relatif unsur yang
berada di atas dan bawah. Triade Dobereiner tersusun atas beberapa triade yang
disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Triade 1
|
Triade 2
|
Triade 3
|
Triade 4
|
Triade 5
|
Li | Ca | S | Cl | Mn |
Na | Sr | Se | Br | Cr |
K | Ba | Te | I | Fe |
Contoh:
Triade 1
|
Ar
|
Rata-rata Ar Unsur Pertama dan
Ketiga
| |||||||||
|
|
|
Penemuan Dobereiner menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
massa atom relatif dengan sifat-sifat unsur kimia. Ia adalah pelopor penyusunan
tabel periodik berdasarkan berat atom. Namun, triade Dobereiner masih memiliki
kekurangan yaitu kemiripan tidak hanya terjadi pada tiga unsur dalam satu
triade. Contohnya adalah unsur fluorin yang mirip dengan triade 4 (klorin,
bromin, dan iodin).
3. Cara Chancourtois
Tahun 1862, ahli geologi Perancis, Alexander Beguyer de
Chancourtois mengelompokkan unsur-unsur kimia berdasarkan kenaikan berat atom.
Unsur-unsur kimia disusun membentuk suatu spiral. Unsur-unsur yang sifatnya
mirip terletak pada kolom yang sama.
4. Hukum Oktaf Newlands
Pada tahun 1864, John Alexander Reina Newlands, seorang ahli
kimia Inggris, mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf atau teori
Oktaf. Hukum oktaf adalah pemgelompokan unsur-unsur kimia berdasarkan kenaikan
berat atom. Hukum ini ditemukan setelah Newlands menemukan hubungan antara sifat
unsur dan kenaikan berat atom. Sifat-sifat unsur akan berulang pada unsur
kedelapan sebanyak tujuh kali sehingga disebut hukum oktaf (delapan). Berikut
adalah bunyi hukum oktaf: “Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor
massa atom, sifat unsur tersebut akan berulang pada unsur kedelapan.” Uniknya,
satu kelompok unsur dinamakan sesuai tangga nada. Berikut adalah pengelompokan
unsur dalam oktaf Newlands.
Do 1 |
Re 2 |
Mi 3 |
Fa 4 |
Sol 5 |
La 6 |
Si 7 |
H | Li | Be | B | C | N | O |
F | Na | Mg | Al | Si | P | S |
Cl | K | Ca | Cr | Ti | Mn | 7 |
Co, Ni | Cu | Zn | Y | In | As | Se |
Br | Rb | Sr | Ge, La | Zr | Di, Mo | Ro, Ru |
Pd | Ag | Cd | U | Sn | Sb | I |
Te | Cs | Ba, V | Ta | W | Nb | Au |
Pt, Ir | Os | Hg | Tl | Pb | Bi | Th |
Kekurangan dari hukum oktaf Newlands adalah hanya berlaku untuk
17 unsur pertama yakni dari hidrogen hingga kalsium dan hanya sesuai untuk
unsur-unsur ringan dengan massa atom relatif rendah. Perlu diketahui bahwa saat
itu unsur-unsur gas mulia masih belum ditemukan.
5. Tabel Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleyev, kimiawan dari
Rusia, mengelompokan 63 unsur yang sudah dikenal saat itu berdasarkan massa atom
relatifnya. Ia menemukan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik diketahui dari
massa atom relatifnya. Hal itu berarti unsur dengan sifat-sifat yang sama akan
tersusun secara periodik. Unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom
relatif dan persamaan sifat. Berikut adalah tabel periodik Mendeleev:
Per.\Gol.
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
1
|
H=1 | |||||||
2
|
Li=7 | Be=9,4 | B=11 | C=12 | N=14 | O=16 | F=19 | |
3
|
Na=23 | Mg=24 | Al=27,3 | Si=28 | P=31 | S=32 | Cl=35,5 | |
4
|
K=39 | Ca=40 | ?=44 | Ti=48 | V=51 | Cr=52 | Mn=55 | Fe=56, Co=59, Ni=59 |
5
|
(Cu=63) | Zn=65 | ?=68 | ?=72 | As=75 | Se=78 | Br=80 | |
6
|
Rb=65 | Sr=87 | ?Yt=88 | Zr=90 | Nb=94 | Mo=96 | ?=100 | Ru=104, Rh=104, Pd=106 |
7
|
(Ag=108) | Cd=112 | In=113 | Sn=118 | Sb=122 | Te=125 | J=127 | |
8
|
Cs=133 | Ba=137 | ?Di=138 | ?Ce=140 | ||||
9
|
||||||||
10
|
?Er=178 | ?La=180 | Ta=182 | W=184 | Os=195, Ir=197, Pt=198 | |||
11
|
(Au=199) | Hg=200 | Tl=204 | Pb=207 | Bi=208 | |||
12
|
Th=231 | U=240 |
Tabel periodik terdiri dari 8 golongan dan 12 periode. Beberapa
kotak pada tabel periodik Mendeleev kosong. Mendeleev mengatakan bahwa kotak
kosong itu nantinya akan diisi oleh unsur yang ditemukan di masa yang akan
datang. Ramalan unsur tersebut terbukti setelah beberapa ilmuwan menemukan unsur
baru yang memiliki sifat yang mirip dengan unsur-unsur yang diramalkan
Mendeleev. Contohnya adalah galium dan germanium. Unsur gas mulia juga dapat
dimasukkan ke dalam tabel periodik tanpa mengubah posisi unsur yang telah
tersusun.
Kekurangan dari tabel periodik Mendeleev adalah belum ditemukan
metode pemisahan antara unsur logam dan nonlogam, panjang periode tidak sama dan
tidak diketahui penyebabnya, terlalu banyak tempat yang kosong, beberapa urutan
unsur terbaik bila disusun sebagai fungsi nomor massa atom, dan penempatan unsur
cenderung acak karena terkadang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom
relatif.
6. Tabel Periodik Meyer
Pada tahun 1864, Lothar Meyer menyusun 28 unsur ke dalam tabel
periodik yang susunannya mirip dengan tabel periodik Mendeleev. Namun, ia kurang
dikenal karena ia baru mempublikasikan tabel periodik tersebut pada tahun 1870.
Sedangkan Mendeleev telah mempublikasikannya sejak tahun 1869. Tabel periodik
Meyer disusun berdasarkan valensi, dalam bentuk tabel, dan merupakan
pengembangan dari grafik hubungan antara volume dengan berat atom. Grafik
tersebut menunjukkan suatu pola periodik terhadap susunan unsur yang diurutkan
berdasarkan berat atom. Volume suatu atom dicari dengan membagi massa 1 mol atom
unsur dengan kerapatan unsur. Tabel periodik Meyer terdiri dari 9 golongan dan
16 periode. Berikut adalah tabel periodik Meyer:
I | II | III | IV | V | VI | VII | VIII | IX |
- | B (11,0) |
Al(27,3) | - | - | - | In (113,4) |
Tl (202,7) |
- |
- | - | - | - | - | - | - | - | - |
- | C (11,97) |
Si (28) |
- | - | - | Sn (117,8) |
- | Pb (206,4) |
- | - | - | Ti (48) |
- | Zr (89,7) |
- | - | - |
- | N (14,01) |
P (30,9) |
- | As (74,9) |
- | Sb (122,1) |
- | Bi (207,5) |
- | - | - | V (51,2) |
- | Nb (93,7) |
- | Ta (182,2) |
- |
- | O (15,96) |
- | - | Se (78) |
- | Te (128) |
- | - |
- | - | - | Cr (52,4) |
- | Mo (95,6) |
- | W (183,5) |
- |
- | F (19,1) |
Cl (35,38) |
- | Br (79,75) |
- | J (126,5) |
- | - |
- | - | - | Mn (54,8) |
- | Ru (103,5) |
- | Os (198,6) |
- |
- | - | - | Fe (55,9) |
- | Rh (140,1) |
- | Ir (196,7) |
- |
- | - | - | Co=Ni (58,6) |
- | Pd (106,2) |
- | Pt (196,7) |
- |
Li (7,01) |
Na (22,99) |
K (39,04) |
- | Rb (85,2) |
- | Cs (132,7) |
- | - |
- | - | - | Cu (63,3) |
- | Ag (107,66) |
- | Au (196,2) |
- |
Be (9,3) |
Mg (23,9) |
Ca (39,9) |
- | Sr (87) |
- | Ba (136,8) |
- | - |
- | - | - | Zn (64,9) |
- | Cd (111,6) |
- | Hg (199,8) |
- |
7. Pengelompokan Unsur Moseley
Setelah Rutherford menemukan proton dan inti atom, Henry
Moseley mencoba menyusun unsur kimia dalam bentuk tabel periodik berdasarkan
kenaikan nomor atom. Penyusunan tersebut berdasarkan hasil percobaan spektrum
sinar X terhadap kenaikan nomor atom. Hasil percobaannya berupa garis lurus yang
menunjukkan hubungan antara nomor atom dan sifat atom secara periodik. Tabel
periodik Moseley menyempurnakan kekurangan tabel periodik Mendeleev yaitu
penempatan unsur yang terkadang tidak sesuai dengan kenaikan berat atom. Selain
itu, tabel periodik ini juga dapat memuat gas-gas mulia yang ditemukan Sir
William Ramsay. Tabel periodik ini berlaku dan diakui hingga pertengahan abad
ke-20. Berikut adalah pengelompokan unsur Moseley:
8. Pengelompokan Unsur Seaborg
Pengelompokan unsur Seaborg berupa tabel periodik modern yang digunakan saat
ini. Awalnya Glenn Seaborg menemukan unsur transuranium pada tahun 1940 dengan
nomor atom 94 sampai 102, namun timbul masalah penempatan unsur-unsur tersebut
dalam tabel periodik Mendeleev. Kemudian tabel periodik dimodifikasi hingga
menjadi tabel periodik yang digunakan saat ini. Tabel periodik ini disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Pengelompokan unsur Seaborg
terdiri dari 7 periode dan 18 golongan yang terbagi menjadi 8 golongan utama (A)
dan 8 golongan transisi (B). Berikut adalah pengelompokan unsur cara Seaborg:
Anda bisa request artikel tentang apa saja, kirimkan
request Anda ke hedisasrawan@gmail.com atau langsung saja lewat kolom komentar
:)
No comments:
Post a Comment