#Kekinian: Kok Malah Makin Mundur?

#Kekinian! Itulah tagar yang paling keren saat ini di kalangan ABG (labil). Kalau menurut saya sih, kekinian itu adalah kebaruan, trend, mode, dan (seharusnya) kemajuan. Tapi mengapa gaya hidup kekinian justru makin boros dan merusak moral?
Efek sinetron dan jejaring sosial memang sangat mempengaruhi perilaku ABG masa kini. Saya pun pernah terkena demam “traveller” sampai-sampai seminggu sekali saya habiskan waktu (dan uang) untuk jalan-jalan kemana saja, asal senang aja. Setelah itu saya memfoto segala hal yang saya anggap menarik, kemudian mempostingnya di Instagram (http://instagram.com/hedisasrawan, difollow ya! Hehe). Tapi waktu itu saya tahu diri, tetap mentaati lalu lintas, mengikuti peraturan, tidak menginjak taman, dan tetap membuang sampah pada tempatnya.
Pengertian kekinian

Saya miris saat melihat banyak tempat wisata yang penuh sampah, semrawut, dan banyak vandalisme. Padahal saya jalan-jalannya di Bali loh! Saya pernah mendaki Gunung Agung dan saya melihat banyak sekali sampah disepanjang jalan dan batu yang tercoret-coret. Saya jalan-jalan di Ubud, ternyata daerah pinggiran sungainya penuh sampah. Saat saya berjalan kaki di sekitar Kuta, ada sepeda motor melawan arus melintasi trotoar yang hampir menabrak saya. Hanya BTDC dan Taman Ayun yang masih asri, bersih, dan tertata rapi.
Ada juga #kekinian berupa kuliner, yaitu makan di tempat yang populer. Meskipun sekali masuk bisa habisin uang Rp 500.000. Tidak ada salahnya sih untuk yang satu ini, asal tidak melebihi kemampuan secara ekonomi saja.
Sinetron juga banyak yang membawa dampak negatif. Maraknya sensor pada acara kartun membuat kartun menjadi kurang seru dan kurang digemari anak-anak. Akhirnya penayangan kartun dikurangi dan digantikan dengan acara sinetron tentang masalah cinta dan kebut-kebutan di jalanan. Bahkan acara kartun dipindahtayangkan ke jam-jam yang seharusnya menjadi waktu belajar anak-anak seperti antara jam 6 sore hingga jam 9 malam. Jadinya, banyak yang meniru sifat #kekinian tokoh-tokoh idola di sinetron, termasuk gaya pacaran dan gaya hidup (terlalu) mewahnya. Mau bukti? Banyak! Coba cari di internet. Maaf, saya tidak bisa menampilkannya, takut digugat secara hukum.
Secara keseluruhan tidak masalah, itu hak pribadi masing-masing. Karena yang rugi juga bukan saya, ya gak? Dan alangkah baiknya bila trend #kekinian tersebut berupa inovasi dan bikin usaha atau istilah kerennya jadi entrepreneur. Padahal jadi usahawan itu ada enaknya dan ada tantangannya. Apalagi jika itu dalam bidang yang disukai, tantangan menjadi seru dan enaknya bisa sangat enak. Atau kalau gak bisa jadi pengusaha, carilah karir setinggi mungkin.
Mungkin mental kebanyakan orang Indonesia itu memang tidak suka tantangan dan mau gampang saja yaa. Mau lulus, tinggal nyontek dan mencari jawaban di internet. Mau dapat uang, yaa kerja. Mau punya gadget #kekinian, tinggal cicil dengan bunga 0%. Mau punya uang banyak dengan cepat, yaa jual tanah warisan. Gak punya apa-apa, yaa tinggal nyolong di tetangga/minimarket atau membegal. Tidak ada usaha sama sekali dan tidak ada kemajuan sama sekali.



Anda bisa request artikel tentang apa saja, kirimkan request Anda ke hedisasrawan@gmail.com atau langsung saja lewat kolom komentar :)

No comments:

Post a Comment