Buku merupakan jendela dunia. Namun, masih banyak orang Indonesia yang tidak gemar membaca buku. Menurut penelitian PISA, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara dalam hal tingkat literasi. Bahkan menurut sebuah studi dari Central Connecticut State University, tingkat literasi Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara. Yang berarti memang benar-benar sangat kurang. Apalagi ditambah dengan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen dari populasi. Saya lihat itupun sebagian besar pembaca buku fiksi mengingat buku-buku best seller di toko buku hanyalah buku fiksi. Padahal yang sebenarnya membangun adalah buku non-fiksi.
Berbanding terbalik, orang Indonesia merupakan orang yang paling suka berbicara di internet. Bisa dibayangkan negara paling banyak pengguna internetnya dan paling tidak suka membaca. Pantas saja warganet Indonesia disebut-sebut sebagai yang paling mengganggu di dunia.
Banyak penyebab orang Indonesia malas membaca, mulai dari sulitnya akses buku, buku di perpustakaan kebanyakan usang dan tidak lengkap, kemiskinan sehingga uang lebih dialihkan ke hal lain selain buku, kemiskinan pula yang membuat orang lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bekerja dan bersenang-senang, dan pergaulan. Orang Indonesia takut dikucilkan masyarakat karena suka membaca buku. Cenderung menghindar dicap “kutu buku”. Ditambah lagi dengan adanya akses internet yang dianggap sebagai sumber dari segala ilmu bagi orang Indonesia.
Tanpa tingkat literasi yang memadai, internet justru akan menjadi sumber cuci otak masyarakat. Bisa dilihat betapa banyaknya tulisan-tulisan fitnah dan menghasut di internet yang dipercaya begitu saja oleh masyarakat. Padahal internet bisa ditulis oleh siapapun tanpa moderasi. Seperti yang saya tulis sekarang.
Kembali lagi ke buku. Bagi Anda yang gemar membaca buku, tentu akan menjadi hal yang menyenangkan. Seolah-olah pikiran kita terlepas dari belenggu. Saya menonton sebuah video yang mengatakan bahwa Anda seumur hidup cukup membaca tiga buku ini saja, karena buku lain repetitif dan tidak lengkap. Cara pandang tersebut adalah salah. Kenapa? Karena setiap pikiran orang berbeda-beda. Bisa saja tiga buku tersebut tidak cocok bagi orang lain. Maka dari itu, kita harus membaca banyak buku baik itu dengan topik yang sama maupun topik yang berbeda. Berikut adalah beberapa manfaat membaca banyak buku:
1. Menyesuaikan Cara Pandang Kita Terhadap Dunia
Siapa diri kita bisa dilihat dari buku apa saja yang kita baca selama ini. Dengan membaca banyak buku, kita akan dituntun untuk menjadi yang lebih baik. Mula-mula Anda membaca banyak buku dengan beragam topik. Kemudian muncul beberapa masalah yang muncul dalam benak sehingga Anda memutuskan membaca buku yang lebih spesifik dan terus membaca buku lain hingga Anda menemukan jawaban dari masalah tersebut. Saya pribadi pada akhirnya mencapai satu tingkat yang jauh lebih baik dalam hidup saya karena tiga hal yakni memahami makna investasi, memahami makna hidup minimalis, dan memahami makna hidup dengan kesadaran penuh setiap saat. Saya menemukannya dalam buku-buku yang saya baca selama ini. Tentu saja hal tersebut berbeda dengan Anda, jadi saya tidak akan merekomendasikan buku apapun disini. Anda cukup datang ke toko buku atau perpustakaan, kemudian pilihlah buku yang dirasa cocok buat Anda.
2. Menghindari Pikiran Sesat
Setiap orang pasti punya kesalahan, termasuk seorang penulis buku. Dengan membaca banyak buku, kita akan diberikan banyak alternatif pola pikir. Tugas kita adalah memilih mana yang benar menurut kita. Terkadang ada saja isi dalam tulisan yang sebenarnya cukup sesat tetapi kita ikuti karena kita percaya dan tidak mau membaca buku topik sama dari penulis lain. Misalnya, ada buku yang salah satu isinya menyatakan tidak setuju dengan investasi dan ada yang sangat setuju. Penulis hebat belum tentu seluruh isi bukunya bagus dan harus diikuti. Sebaliknya, penulis yang tidak dikatakan hebat bisa saja memiliki satu bab yang sangat bagus dalam bukunya.
3. Mengingat Kembali
Banyak yang menghindari membaca banyak buku karena dianggap isinya bersifat repetitif. Namun, bagi saya itu justru bagus. Repetitif berarti suatu teori/pendapat yang dikemukakan memang benar adanya sehingga ditulis berulangkali oleh penulis yang berbeda. Manfaat lainnya adalah membantu mengingat kembali apa yang sudah dibaca sebelumnya. Misalnya, ketika buku B mengatakan value investing, kita teringat kembali dengan buku A yang sudah kita baca sebelumnya. Karena kita tidak mungkin mengingat seluruh isi sebuah buku dalam jangka panjang.
4. Up to Date
Orang yang membaca banyak buku pasti tidak akan tertinggal. Karena setiap buku baru walaupun topiknya sama, pasti ada suatu kebaruan disana yang sesuai dengan kondisi saat ini.
5. Semakin Banyak Membaca, Semakin Merasa Haus Akan Pengetahuan
Ini merupakan pengalaman unik bagi saya pribadi. Semakin saya membaca banyak buku, justru semakin saya merasa haus akan ilmu pengetahuan. Saya tidak pernah merasa puas membaca. Buku kesukaan saya terkadang melebar ke berbagai bidang dan terkadang menyempit ke satu topik sesuai kondisi hati saya. Bahkan saat ini saya suka membaca jurnal penelitian berkualitas hanya untuk memuaskan rasa ingintahu saya. Dan saya justru merasa semakin haus lagi karena saya merasa seperti menemukan gudang baru ketika menemukan jurnal penelitian. Gudang jurnal penelitian tampaknya jauh lebih luas dari gudang buku mengingat banyak buku menggunakan jurnal penelitian sebagai referensinya.
6. Menemukan Hal Baru
Yang saya suka saat membaca banyak buku adalah, saya jadi tahu hal yang bahkan saya tidak tahu bahwa saya tidak mengetahuinya. Dan ternyata hal tersebut penting bagi hidup saya. Buku membantu saya menemukan hal baru dan wawasan baru.