Struktur Kulit Manusia (Artikel Lengkap)

Kulit manusia adalah lapisan luar tubuh. Pada manusia, kulit adalah organ terbesar pada sistem integumen. Kulit memiliki hingga tujuh lapisan jaringan ektodermal dan menjaga otot, tulang, ligamen, dan organ internal di dalamnya. Kulit manusia mirip dengan kulit mamalia lainnya dan sangat mirip dengan kulit babi. Meskipun hampir semua kulit manusia ditutupi dengan folikel rambut, kulit manusia dapat tampak tidak berbulu.

Baca juga: 6 Jaringan pada Kulit Manusia

Kulit memiliki sel mesodermal, pigmentasi, dan melanosit yang seperti melanin. Ketiganya berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet (UV) pada sinar matahari yang berpotensi berbahaya. Kulit juga mengandung enzim perbaikan DNA yang membantu mengembalikan kerusakan akibat UV, sehingga orang yang kekurangan gen untuk enzim ini memiliki tingkat risiko kanker kulit yang tinggi. Pigmentasi kulit manusia bervariasi di antara populasi. Hal ini menyebabkan munculnya klasifikasi orang berdasarkan warna kulit. Kulit juga memiliki kelenjar keringat yang menjadi kulit salah satu bagian dari sistem ekskresi pada manusia.

Baca juga: 11 Fungsi Kulit Manusia

Kulit adalah organ terbesar di tubuh manusia. Rata-rata manusia dewasa memiliki kulit dengan luas permukaan antara 1,5-2 meter persegi. Ketebalan kulit sangat bervariasi di semua bagian tubuh, dan antara pria dan wanita serta muda dan tua. Kulit di lengan bawah rata-rata memiliki ketebalan 1,3 mm pada pria dan 1,26 mm pada wanita. Setiap inci persegi (6,5 cm²) kulit memegang 650 kelenjar keringat, 20 pembuluh darah, 60.000 melanosit, dan lebih dari 1.000 ujung saraf. Rata-rata sel kulit manusia berdiameter sekitar 30 mikrometer.

Kulit terdiri dari tiga lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis (subkutan).

Bagian-bagian kulit manusia

Lapisan kulit, baik kulit berambut maupun tidak berambut. Selengkapnya baca 20 Bagian-Bagian Kulit dan Fungsinya.

1. Epidermis

Epidermis adalah lapisan terluar kulit yang tahan air dan menutupi permukaan tubuh. Epidermis berasal dari bahasa Yunani epi yang berarti “luar” atau “atas”. Epidermis juga berfungsi sebagai penghalang infeksi. Epidermis terdiri dari jaringan epitel skuamosa berlapis dengan dasar lamina basalis.

Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, sehingga sel-sel epidermis terpelihara oleh oksigen yang terdifusi dari udara sekitar. Jenis sel utama yang membentuk epidermis adalah sel Merkel, keratinosit, melanosit, dan sel Langerhans. Epidermis dapat dibagi lagi menjadi beberapa strata (dimulai dari lapisan terluar) yaitu korneum, lucidum (hanya di telapak tangan dan kaki), granulosum, spinosum, dan basal. Sel terbentuk melalui mitosis pada lapisan basal. Sel-sel baru akan naik ke atas sehingga bentuk dan komposisinya berubah sesuai strata. Ketika sel mencapai strata korneum, sel akan mati karena isolasi dari sumber darah dan mengelupas. Proses tersebut disebut keratinisasi yang berfungsi untuk menjaga air dalam tubuh dan menjaga dari bahan kimia berbahaya dan patogen. Hal tersebut membuat kulit menjadi pengahalang alami untuk infeksi.

1.1 Komponen Epidermis

Epidermis tidak memiliki pembuluh darah, dan mendapat pasokan nutrisi melalui difusi dari dermis. Jenis utama sel yang membentuk epidermis adalah keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel.

1.2 Lapisan pada Epidermis

Epidermis dibagi menjadi beberapa lapisan di mana sel terbentuk melalui mitosis pada lapisan terdalam. Kemudian sel tersebut naik dan berubah stratanya hingga penuh dengan keratin. Sel tersebut berakhir dengan mencapai lapisan teratas yang disebut stratum korneum. Proses tersebut disebut keratinisasi dan berlangsung dalam beberapa minggu. Lapisan terluar dari epidermis terdiri dari 25 hingga 30 lapisan sel mati.

1.3 Sub Lapisan pada Epidermis

Epidermis terbagi menjadi 5 sub lapisan atau strata, yaitu:

  1. Stratum korneum
  2. Stratum lusidum
  3. Stratum granulosum
  4. Stratum spinosum
  5. Stratum germinativum (atau stratum basal)

Kapiler darah ditemukan di bawah epidermis dan terkait dengan arteriol dan venula.

1.4 Ekspresi Gen dan Protein pada Epidermis

Sekitar 70% dari semua gen pengode protein manusia diekspresikan di kulit. Hampir 500 gen memiliki pola ekspresi yang tinggi di kulit. Terdapat kurang dari 100 gen yang spesifik untuk kulit dan diekspresikan dalam epidermis. Analisa dari protein yang sesuai menunjukkan bahwa gen tersebut terutama diekspresikan dalam keratinosit dan memiliki fungsi yang berhubungan dengan diferensiasi dan kultivasi skuamosa.

2. Dermis

Dermis adalah lapisan kulit di bawah epidermis yang terdiri dari jaringan ikat. Dermis terhubung erat dengan epidermis oleh membran basa. Dermis menyimpan banyak ujung saraf yang memberikan sinyal ke otak atas panas, dingin, sentuhan, tekanan, dan nyeri. Dermis berisi folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, kelenjar apokrin, pembuluh limfatik, dan pembuluh darah. Pembuluh darah pada dermis menyediakan pasokan nutrisi dan membuang limbah dari sel-sel kulit termasuk pada lapisan dasar epidermis.

Dermis secara struktural terbagi menjadi dua area yaitu area superfisial yang dekat dengan epidermis (disebut daerah papiler) dan daerah yang lebih tebal yang disebut daerah retikuler.

2.1 Papiler Dermis

Daerah papiler atau papiler dermis terdiri dari jaringan ikat longgar. Dinamakan demikian karena terdapat proyeksi seperti jari yang disebut papila yang meluas menuju epidermis. Papila membuat struktur dermis menjadi bergelombang dan memperkuat hubungan antara dua lapisan kulit.

Pada telapak tangan, jari, telapak kaki, dan jari kaki, pengaruh papila yang terproyeksikan pada epidermis membentuk kontur di permukaan kulit yang pada jari disebut sidik jari. Benjolan pada epidermis terjadi dalam pola yang ditentukan secara genetis dan epigenetik, sehingga setiap individu memiliki bentuk yang unik. Hal tersebut memungkinkan penggunaan sidik jari atau jejak kaki sebagai alat bantu identifikasi.

2.2 Retikuler Dermis

Daerah retikuler atau retikuler dermis adalah daerah di dalam daerah papiler dan umumnya lebih tebal. Retikuler dermis terdiri dari jaringan ikat tidak teratur padat. Disebut demikian karena terhadap konsentrasi padat serat kolagen, elastis, dan retikuler yang saling menenun pada jaringannya. Serat-serat tersebut memberikan kekuatan dan keelastisan kepada dermis. Pada daerah ini juga terdapat akar rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, reseptor, kuku, dan pembuluh darah.

3. Jaringan Subkutan

Jaringan subkutan atau hipodermis sesungguhnya bukan bagian dari kulit, dan terletak di bawah dermis. Fungsi jaringan subkutan adalah untuk menempelkan kulit ke tulang dan otot yang mendasarinya serta memasoknya dengan pembuluh darah dan saraf. Jaringan subkutan terdiri dari jaringan ikat longgar, jaringan adiposa, dan jaringan elastin. Jenis sel utama pada jaringan subkutan adalah fibroblas, makrofag, dan adiposa (jaringan subkutan mengandung 50% lemak tubuh). Lemak berfungsi sebagai pelapis dan penyekat pada tubuh.

No comments:

Post a Comment