Kepribadian ganda (pemecahan kepribadian) adalah gangguan
mental pada spektrum disosiatif yang ditandai dengan munculnya setidaknya dua
identitas yang berbeda atau kepribadian yang mengendalikan perilaku seseorang
secara bergantian, yang disertai dengan gangguan ingatan penting seperti
identitas diri. Gangguan ini tidak termasuk penyalahgunaan nark0ba, kondisi
medis lainnya, dan anak-anak yang suka berimajinasi. Diagnosis seringkali sulit
dilakukan karena memiliki banyak kemiripan dengan gangguan mental lainnya.
Kepribadian ganda atau dissociative identity disorder
(DID) merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang paling kontroversial karena
tidak ada kriteria diagnosis yang jelas atau cara mengobatinya. Penelitian
tentang pengobatan gangguan ini seringkali gagal termasuk dengan pendekatan
klinis dan studi kasus. Gejala yang umum adalah sangat mudah berubah
perhatiannya, mudah terganggu oleh sesuatu yang lain, dan suka melamun. Namun
gejala tersebut belum didukung secara empiris. Kepribadian ganda berbeda dengan
skizofrenia.
Belum ada survey epideminologi maupun studi longitudinal yang
telah dilakukan, kebanyakan orang percaya bahwa kepribadian ganda sulit
disembuhkan. Gejalanya bervariasi dari waktu ke waktu. Namun terdapat beberapa
data prevalensi kepribadian ganda yang diambil secara sistematis. International
Society for the Study of Trauma and Dissociation menyatakan bahwa prevalensinya
adalah 1 sampai 3% dari total populasi. Gangguan ini juga didiagnosa terjadi
lebih sering di Amerika Utara dibandingkan seluruh dunia. Prevalensi wanita 3
sampai 9 kali lebih banyak daripada pria. Prevalensi kepribadian ganda meningkat
drastis pada pertengahan abad ke-20 seiring dengan meningkatnya jumlah pasien
yang berkonsultasi yang mencapai dua sampai tiga kali lipat. Kepribadian ganda
juga kontroversial dalam sistem hukum, karena beberapa kali digunakan untuk
alasan bebas karena gangguan jiwa. Sejak tahun 1990 terjadi peningkatan dalam
jumlah kasus pengadilan yang melibatkan kepribadian ganda.
Gangguan disosiatif seperti ini telah dikaitkan dengan gangguan
memori yang disebabkan oleh trauma akibat kecelakaan dan bentuk lain dari stres,
namun penelitian tentang hipotesis tersebut masih minim dalam hal metodologi.
Sejauh ini, studi ilmiah yang biasanya berfokus pada memori hasilnya sedikit
meyakinkan. Kepribadian ganda menjadi gangguan jiwa paling populer pada tahun
70-an sampai 90-an, namun belum ada bukti bahwa faktor sosial yang meyebabkan
peningkatan kasus. Peningkatan kasus yang tidak biasa terjadi pada tahun 80-an
yang disebabkan oleh beberapa dokter yang menerima sugesti dari orang-orang yang
diduga memiliki kepribadian ganda. Hal tersebut terjadi karena kurangnya
pengetahuan dokter akan gejala kepribadian ganda.
1. Definisi Kepribadian
Ganda
Disosiasi, istilah yang mendasari “gangguan disosiatif”
termasuk gangguan identitas disosiatif, merupakan definisi yang tidak tepat,
tidak empiris, dan hanya berdasarkan kesepakatan bersama. Sebagian besar
pengalaman yang beragam telah disebut disosiatif seperti kegagalan
mengelompokkan sesuatu dalam proses memori yang juga disebut gangguan
disosiatif. Dengan demikian, tidak diketahui apakah terdapat akar yang sama dari
segala pengalaman disosiatif tersebut. Istilah lain dari kepribadian ganda yang
sering digunakan adalah gangguan kepribadian, gangguan identitas, alter ego, dan
amnesia. Semua istilah lain tersebut belum disepakati.
Beberapa istilah telah diusulkan untuk gangguan jiwa ini.
Psikiater Paulette Gillig menyebut adanya perbedaan antara “status ego”
(perilaku dan pengalaman yang memiliki batasan-batasan tetapi bersatu dengan
akal sehat dan diri) dan istilah “alter” (masing-masing kepribadian yang mungkin
memiliki memori otobiografi yang terpisah dan independen). Upaya
psychometrically untuk membedakan antara disosiasi normal dan patologis telah
dibuat, tetapi hal tersebut belum bisa diterima secara universal.
2. Tanda dan Gejala Kepribadian
Ganda
Selengkapnya: 13 Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Kepribadian Ganda
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
kelima (DSM-5), gejala/ciri-ciri kepribadian ganda termasuk “adanya dua atau
lebih status kepribadian yang berbeda” disertai dengan ketidakmampuan untuk
mengingat informasi pribadi dan bahkan melampaui kelupaan normal. Gejala lainnya
menurut DSM-5 adalah kehilangan identitas ketika seorang individu berada di
status kepribadian yang berbeda. Kehilangan identitas tersebut mengacu ke waktu,
rasa diri, dan kesadaran. Pada setiap individu, gejalanya bisa bervariasi.
Individu dengan kepribadian ganda mungkin akan mengalami kesusahan dalam hal
pikiran, emosi, dan kemampuan mengingat informasi spesifik. Sebagian besar
pasien kepribadian ganda pernah mengalami kekerasan seksual dan/atau fisik
semasa kanak-kanak, meskipun keakuratan laporan tersebut masih kontroversial.
Masing-masing kepribadian mungkin tidak menyadari satu sama lain dan tidak dapat
memilah pengetahuan dan kenangan, sehingga kehidupan pribadi penderita menjadi
kacau. Orang dengan kepribadian ganda banyak yang tidak mau membahas
gejala-gejalanya karena masih dianggap tabu di masyarakat.
Baca juga: 16 Macam Kepribadian Manusia Menurut 3 Para Ahli
Jumlah kepribadian bervariasi. Sebagian besar penderita
memiliki kurang dari sepuluh kepribadian. Rata-rata jumlah identitas telah
meningkat selama beberapa dekade terakhir, dari dua atau tiga menjadi rata-rata
16 kepribadian. Namun belum jelas apakah ini terjadi karena peningkatan
identitas secara aktual atau hanya beberapa psikiatri telah menerima sejumlah
besar komponen memori yang terkotak-kotak. Umumnya perubahan kepribadian itu
berupa dari “pasif, selalu merasa bersalah, dan selalu merasa tertekan” menjadi
“aktif, agresif, dan suka mencari musuh”. Kebanyakan identitas kepribadian
tersebut adalah tokoh fiksi, mitos, selebriti, dan bahkan hewan.
2.1. Komorbiditas Gangguan Kepribadian Ganda
Keluhan yang paling umum dialami oleh orang yang memiliki
kepribadian ganda adalah depresi dengan gejalanya yang berupa sakit kepala.
Komorbiditas (hubungan antara dua atau lebih penyakit) gangguan ini mencakup
penyalahgunaan nark0ba, kehilangan naf*u makan, kecemasan, stres pasca trauma,
dan gangguan kepribadian. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang didiagnosis
menderita skizofrenia dan yang menderita kepribadian ganda pernah mengalami
trauma. Gangguan lain yang menjadi komorbiditas kepribadian ganda adalah
gangguan somatisasi (gangguan merespon karena kerusakan pada badan sel saraf), depresi berat, dan memiliki keinginan untuk bun*h
diri. Individu yang didiagnosis memiliki kepribadian ganda memiliki tingkat
hipnotisability (kemampuan untuk masuk ke alam bawah sadar) yang lebih tinggi
dari orang biasa.
2.2. Gangguan Kepribadian
DSM-IV-TR menyatakan bahwa tindakan melukai diri sendiri,
impulsif (perilaku yang tiba-tiba berubah), dan perubahan mendadak terhadap
hubungan interpersonal mungkin didiagnosis sebagai gangguan kepribadian
(borderline personality disorder). Steven Lynn dkk telah menyatakan
bahwa tumpang tindih antara gangguan kepribadian dengan kepribadian ganda
mungkin menjadi faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan terapi
kepribadian ganda. Pada tahun 1993, sekelompok peneliti menyimpulkan bahwa
kepribadian ganda adalah epiphenomenon (efek ilusi akibat dari proses fisik yang
berlangsung di otak) dari gangguan kepribadian. Mereka tidak membenarkan
kepribadian ganda sebagai suatu diagnosis terpisah, namun mereka juga tidak
menyangkal keberadaannya. Berbagai catatan medis dan tes psikologi menunjukkan bahwa mayoritas pasien kepribadian ganda
dapat didiagnosis dengan metode yang sama dengan diagnosis gangguan kepribadian.
Antara 50 sampai 66% penderita kepribadian ganda juga memenuhi kriteria gangguan
kepribadian, dan hampir 75% dari pasien gangguan kepribadian juga memenuhi
kriteria kepribadian ganda. Penderita kepribadian ganda dan gangguan kepribadian
juga sama-sama memiliki riwayat kekerasan fisik ataupun secksual yang lebih
tinggi dari orang normal. Meskipun menggunakan kriteria diagnostik yang ketat,
tetap sulit membedakan antara kepribadian ganda dengan gangguan kepribadian.
3. Penyebab Kepribadian
Ganda
Penyebab munculnya kepribadian ganda tidak diketahui dan banyak
diperdebatkan. Perdebatan kebanyakan terjadi antara pendukung hipotesis
“kepribadian ganda adalah reaksi terhadap trauma” dengan “gangguan pengolahan
memori”. Gangguan tidur juga dianggap berperan dalam kepribadian ganda.
Perubahan lingkungan juga mempengaruhi sebagian besar pasien kepribadian
ganda.
Penelitian diperlukan untuk menentukan prevalensi gangguan pada
mereka yang tidak pernah di terapi dan tingkat prevalensi di seluruh budaya. Isu
yang berkaitan dengan epidemiologi kepribadian ganda tetap belum terselesaikan
meskipun telah ada penelitian selama beberapa dekade. Perdebatan atas penyebab
kepribadian ganda juga meluas ke perbedaan pendapat atas bagaimana gangguan
tersebut dinilai dan diperlakukan.
3.1. Perkembangan Trauma
Orang yang didiagnosis memiliki kepribadian ganda sering
melaporkan bahwa mereka telah mengalami kekerasan fisik dan pelecehan secksual,
terutama pada awal hingga pertengahan masa kanak-kanak (meskipun keakuratan
laporan ini masih diperdebatkan), pernah menderita penyakit medis serius, atau
peristiwa traumatis lainnya. Trauma secksual, fisik, atau psikologis yang parah di masa kecil telah diusulkan sebagai
penyebab berkembangnya kesadaran, kenangan, dan emosi dari peristiwa tersebut,
dan kepribadian alternatif atau subkepribadian dibentuk oleh kenangan, emosi,
dan perilaku yang berbeda. Kepribadian ganda bisa disebabkan oleh stress berat.
Gangguan stress pasca trauma pada orang dewasa dapat menjadi kepribadian ganda
ketika gangguan itu terjadi pada anak-anak, mungkin karena mereka menggunakan
imajinasinya yang kuat untuk mengatasi gangguan tersebut. Pengalaman trauma yang
ekstrim dapat menyebabnya munculnya gejala kepribadian ganda atau gangguan
kepribadian. Kurangnya dukungan sosial juga dianggap sebagai komponen penting
pemicu kepribadian ganda. Para orangtua disarankan untuk merangkul anaknya yang
mengalami masa pemisahan antara kenangan atau pengalaman dengan kesadaran.
Terdapat sebuah artikel pada tahun 2012 yang menyatakan
hipotesis bahwa trauma saat ini atau baru-baru ini dapat mempengaruhi penilaian
individu akan masa lalu, mengubah pengalaman masa lalu, dan mengakibatkan
disosiatif status. Namun belum ada bukti empiris dari hubungan tersebut dengan
kepribadian ganda. Bukti bahwa kepribadian ganda berhubungan dengan trauma
semakin ditemukan.
3.2. Kepribadian Ganda pada Anak-Anak
Kepribadian ganda jarang didiagnosa pada anak-anak. Fakta ini
digunakan sebagai alasan untuk meragukan kebenaran dari kepribadian ganda. Belum
ada studi tentang perbandingan jumlah anak-anak yang memiliki kepribadian ganda
dengan populasi pada umumnya.
Deskripsi teoritis awal kepribadian ganda adalah bahwa gejala
tersebut adalah sarana untuk mengatasi stress berat (terutama pada anak yang
pernah mengalami kekerasan fisik dan secksual), tetapi keyakinan ini ditentang
oleh beberapa data penelitian. Hipotesis tentang hubungan antara pelecehan
secksual dan kekerasan fisik pada anak dengan kepribadian ganda telah menguatkan
hubungan antara trauma dan kepribadian ganda.
4. Diagnosa Kepribadian
Ganda
Edisi revisi keempat dari Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders dari American Psychiatric Associstion (DSM-IV-TR) mendiagnosis
kepribadian ganda berdasarkan kriteria diagnosa pada bagian 300.14 (gangguan
disosiatif). Cukup sulit untuk mendiagnosa gangguan ini, karena tidak ada
kesepakatan tentang definisi kepribadian ganda secara universal. Kriteria
tersebut mencakup orang dewasa yang berulangkali dikendalikan oleh dua atau
lebih identitas atau kepribadian, disertai dengan gangguan ingatan akan
informasi penting yang tidak disebabkan oleh alk0hol, nark0ba, atau obat dan
kondisi medis lainnya. Sementara kriteria diagnostik untuk anak-anak juga
menentukan apakah gejala itu benar-benar merupakan gangguan atau hanya imajinasi
anak-anak. Diagnosa biasanya dilakukan oleh ahli kesehatan mental profesional
seperti psikiater atau psikologi melalui evaluasi klinis, wawancara dengan
keluarga dan teman-temannya, dan pertimbangan lainnya. Wawancara tentang
penilaian kepribadian yang dirancang khusus (seperti SCID-D) juga dapat
digunakan dalam evaluasi.
4.1. Diagnosa Diferensial Kepribadian Ganda
Orang dengan kepribadian ganda didiagnosa memiliki rata-rata
lima sampai tujuh gangguan komorbiditas. Karena gejalanya yang tumpang tindih,
diagnosa diferensial termasuk skizofrenia, gangguan bipolar, epilepsi, gangguan
batasan kepribadian, dan sindrom asperger. Delusi atau halusinasi pendengaran
seringkali disalahpahami sebagai ucapan dari kepribadian yang berbeda.
Konsistensi identitas atau kelakuan, amnesia, tingkat hipnotisabilitas, dan
laporan dari anggota keluarga dapat membedakan antara kepribadian ganda dengan
kondisi lain. Membedakan DID dengan kepura-puraan menjadi perhatian khusus
ketika orang tersebut mengalami masalah keuangan atau hukum. Meskipun halusinasi
pendengaran umum dialami orang yang memiliki kepribadian ganda, halusinasi
penglihatan kompleks mungkin juga bisa terjadi. Namun berbeda dengan
skizofrenia, orang dengan kepribadian ganda menerima semua suara halusinasi dari
dalam kepalanya, sedangkan penderita skizofrenia menerima dari luar.
Kepribadian ganda harus dibedakan atau ditentukan jika memiliki
komorbiditas dengan berbagai gangguan termasuk gangguan suasana hati
(mood), kegilaan, gangguan kecemasan, gangguan stress pasca trauma,
gangguan kepribadian, gangguan kognitif, gangguan neurologis, epilepsi, dll.
4.2. Kontroversi Diagnosis Kepribadian Ganda
Kepribadian ganda adalah gangguan disosiatif yang paling
kontroversial dan gangguan paling kontroversial pada DSM-IV-TR. Perdebatan utama
terjadi antara mereka yang percaya bahwa kepribadian ganda disebabkan oleh
stress traumatik yang memaksa pikiran untuk memisahkan diri menjadi lebih dari
satu identitas yang masing-masingnya terdiri dari serangkaian memori dengan
mereka yang percaya bahwa gejala kepribadian ganda terbentuk secara buatan oleh
praktek tertentu atau pasien yang merasa dirinya memiliki kepribadian ganda.
Beberapa psikiater percaya bahwa kepribadian ganda muncul
karena gangguan kesehatan. Ada juga yang mengatakan bahwa kepribadian ganda
hanyalah sugesti dari orang lain. Pengobatan kepribadian ganda tidak mungkin
karena berdasarkan kasus anekdot, opini, dan hal lain yang tidak berhubungan
dengan hal ilmiah.
5. Patofisiologi Kepribadian
Ganda
Berdasarkan penelitian pada kepribadian ganda termasuk
magnetic resonance imaging, positron emissionn tomography,
single-photon emission computed tomograph, event-related
potential, dan electroencephalography, tidak ada hal yang dapat
diidentifikasi berkaitan dengan kepribadian ganda. Hal itu membuat kepribadian
ganda sulit untuk dibuat basis biologis. Belum ada penelitian berbasis waktu
tentang neuroimaging dan kerusakan pada ingatan pada orang dengan kepribadian
ganda. Beberapa eksperimen ingatan mensugesti bahwa orang dengan kepribadian
ganda mungkin mengalami peningkatan ingatan untuk beberapa tugas.
6. Pengobatan Kepribadian
Ganda
Terdapat kekurangan dalam diagnosa dan pengobatan terhadap
kepribadian ganda. Penelitian terhadap pengobatan kepribadian ganda berfokus
terhadap pendekatan klinis berdasarkan pada studi kasus. Bahkan terapis yang
sangat berpengalaman pun belum bisa mengobati kepribadian ganda. Beberapa metode
terapi yang umum dilakukan diantaranya psikoterapi dan hipnoterapi.
7. Prognosis Kepribadian
Ganda
Sedikit yang sudah diketahui tentang prognosis kepribadian
ganda. Gangguan ini bisa hilang sendirinya tanpa pengobatan namun bisa juga
muncul kembali secara tiba-tiba. Durasi pengobatan bisa bervariasi bergantung
pada pasien, namun biasanya berlangsung beberapa tahun.
8. Epidemiologi Kepribadian
Ganda
Terdapat sedikit data sistematis tentang prevalensi kepribadian
ganda. Kepribadian ganda umumnya muncul pada usia antara remaja dan dewasa,
serta umumnya wanita 5 sampai 9 kali lebih banyak dibandingkan pria sepanjang
usia tersebut. Rasio jenis kelamin anak-anak yang memiliki kepribadian ganda
hampir sama yaitu perempuan:laki-laki=5:4. Kepribadian sangat-sangat jarang
ditemukan pada anak-anak, kasusnya marak terjadi antara tahun 1980-an sampai
1990-an namun kontroversial. Semua laporan kepribadian ganda terjadi di negara
berbahasa Inggris dan negara Barat.
8.1. Perubahan Prevalensi Kepribadian Ganda
Angka orang yang terdiagnosa memiliki kepribadian ganda
mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya pada akhir abad ke-20 yakni sekitar
40.000 kasus, meningkat dari hanya kurang dari 200 kasus sebelum tahun 1970 dan
kurang dari 100 pada tahun 1944. Kepribadian ganda adalah gangguan psikologis
yang paling langka. Antara tahun 1970-an dan 80-an, angka diagnosa meningkat
tajam. Kebanyakan orang menganggap bahwa peningkatan ini hanya disebabkan oleh
sugesti.
9. Sejarah Kepribadian
Ganda
Kasus pertama kepribadian ganda dijelaskan oleh Paracelsus pada
tahun 1646. Pada abad ke-19 masehi dikenal sebagai kesadaran ganda atau
“dédoublement” dan seringkali disamakan dengan tidur sambil berjalan.
Terdapat pula hipotesis ilmiah yang menyatakan bahwa pasien tersebut mengalami
perpindahan antara kesadaran normal ke kesadaran yang lain.
Ketertarikan akan spiritualisme, parapsikologi, dan hipnosis
meningkat sepanjang abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Para ahli hipnosis
melaporkan bahwa kepribadian kedua muncul selama hipnosis dan bertanya-tanya
bagaimana dua pikiran bisa berdampingan.
Terdapat sekitar 100 kasus kepribadian ganda pada abad ke-19
masehi. Epilepsi dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi beberapa kasus
tersebut, dan hubungan antara eplepsi dan kepribadian ganda masih dibahas sampai
sekarang.
Pada akhir abad ke-19 masehi, terdapat kesepakatan bahwa
pengalaman emosi traumatik dapat menyebabkan gangguan jangka panjang yang
mungkin akan menunjukan berbagai gejala tertentu. Louis Vivet (1863-?) yang
mengalami pengalaman traumatik pada usia 13 tahun saat ia bertemu dengan ular
berbisa mengalami disosiasi. Vivet menjadi subjek dari berbagai paper medis dan
menjadi kasus disosiasi yang paling sering dipelajari pada abad ke-19.
Antara tahun 1880 dan 1920, terdapat banyak konferensi medis
internasional. Salah satu pesertanya, Jean-Martin Charcot, mengenalkan
pemikirannya bahwa guncangan saraf dapat menyebabkan berbagai kondisi
neurologis. Salah satu muridnya, Pierre Janet, mengambil pemikiran tersebut dan
mengembangkannya untuk membuat teorinya sendiri tentang disosiasi. Orang pertama
yang didiagnosa secara medis memiliki kepribadian ganda adalah Clara Norton
Fowler. Ahli neurologis Amerika Serikat Morton Prince mempelajari yang dialami
Fowler antara tahun 1898 dan 1904 dan menjabarkan hasil studi kasusnya pada
tahun 1906 dalam monograf yang berjudul Dissociation of a
Personality.
Pada awal abad ke-20, ketertarikan akan disosiasi dan
kepribadian ganda menurun karena beberapa alasan. Pada tahun 1908, Eugen Bleuler
memperkenalkan istilah skizofrenia untuk merepresentasikan gangguan yang disebut
Emil Kraepelin sebagai dementia praecox. Sejak skizofrenia populer,
jumlah laporan kepribadian ganda menurun drastis hingga tahun 1978. Angka
kasusnya meningkat tajam dari akhir tahun 1970-an sampai sekitar tahun
1980-an.
Pada tahun 2006 terdapat penelitian yang membandingkan antara
hasil penelitian tentang kepribadian ganda dan amnesia disosiatif dengan
gangguan mental lainnya, seperti anoreksia, mab*k akibat alk0hol, dan
skizofrenia dari tahun 1984 sampai 2003. Hasilnya ditemukan beberapa persebaran
hasil penelitian, dengan tingkat penelitian yang sangat rendah pada tahun
1980-an dan kemudian meningkat tajam pada pertengahan 1990-an dan mendadak
menurun satu dekade kemudian. Fenomena “gelembung” penelitian kepribadian ganda
pada pertengahan 1990-an tergolong unik.
10. Kepribadian Ganda dalam Sosial dan
Budaya
Karena kelangkaannya, kepribadian ganda dianggap sebagai hal
yang luar biasa dalam budaya populer dan muncul di berbagai buku, film, dan
acara TV. Salah seorang pemain NFL Harschel Walker menerbitkan biografinya pada
tahun 2008 yang mengisahkan tentang hidupnya dan diagnosa kepribadian ganda yang
ia alami.
10.1. Masalah Hukum Kepribadian Ganda
Kepribadian ganda adalah kasus psikologi yang paling
diperdebatkan dalam dunia forensik. Kasus pengadilan yang melibatkan kepribadian
ganda meningkat sejak tahun 1990-an. Belum ada kesepakatan antara penegak hukum
dan ahli kesehatan mental dimana semua individu dapat bebas dari jeratan hukum
jika terdiagnosa memiliki kepribadian ganda.
Anda bisa request artikel tentang apa saja, kirimkan request Anda ke hedisasrawan@gmail.com atau langsung saja lewat kolom komentar :)
No comments:
Post a Comment