Kajian pustaka adalah kegiatan mencari referensi yang relevan 
dengan penelitian yang akan dilakukan untuk dikutip atau dijadikan dasar dari 
sebuah ide penelitian. Referensi itu dapat berupa jurnal penelitian, paper, 
disertasi, skripsi, buku, dan bahkan situs internet yang bisa dipercaya. 
Referensi penting karena tidak semua pernyataan dalam penelitian bisa dibuat 
oleh pemikiran pribadi, selain itu juga sebagai bukti bahwa pernyataan yang di 
buat di dalam penelitian terbukti secara empiris. Berikut adalah cara menyusun 
kajian pustaka dengan baik dan benar beserta contoh. Langsung saja kita simak 
yang pertama:
1. Memilih Sumber Pustaka
Sumber pustaka, seperti yang sudah dijelaskan tadi, dapat 
berupa skripsi, tesis, disertasi, makalah, paper, jurnal penelitian, buku, situs 
internet yang kredibel, dll. Memilih sumber pustaka yang baik penting untuk 
menghasilkan kutipan atau ide yang tepat. Dalam memilih sumber pustaka, terdapat 
beberapa kriteria sumber pustaka sebagai berikut:
- 
Sesuai dengan topik penelitian yang akan dilakukan.
 - 
Isi mudah dipahami oleh peneliti.
 - 
Pernyataan dalam sumber tersebut harus bisa dibuktikan secara empiris.
 - 
Sumber pustaka harus terorganisir supaya lebih mudah dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
 - 
Sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan teori terbaru.
 - 
Berhubungan dengan penelitian.
 - 
Sumber tersebut harus terpercaya.
 
2. Menelusuri Sumber Pustaka
Setelah ditemukan beberapa sumber pustaka yang sesuai dengan 
penelitian yang dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menelusuri isi di 
dalam sumber pustaka untuk mencari kutipan. Caranya adalah dengan melihat daftar 
isi terlebih dahulu kemudian membaca secara keseluruhan bagian sumber pustaka 
yang dianggap penting.
3. Membaca Sumber Pustaka
Jauh lebih baik jika kita mengambil sumber pustaka dengan cara 
membaca dan memahami isi sumber pustaka tersebut supaya tidak asal mengutip. 
Tujuan lainnya adalah untuk membentuk kerangka teori di dalam pikiran 
supaya mempermudah penulisan karya ilmiah.
4. Mencatat Hasil Interpretasi Terhadap Sumber Pustaka
Catatlah hal-hal yang dianggap penting di dalam sumber pustaka, 
kemudian menulis ulang yang kita baca sesuai pemahaman, dan memeriksanya kembali 
untuk memastikan keakuratan kajian pustaka yang akan dibuat.
5. Penyajian Kajian Pustaka
Setelah semua sumber pustaka didapatkan, maka langkah 
selanjutnya adalah menulis kajian pustaka. Pada umumnya, kajian pustaka berada 
di BAB II suatu karya ilmiah. Kajian pustaka terdiri dari beberapa subbab yang 
menjabarkan semuanya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. 
Penyajian kajian pustaka dapat berupa deskriptif dan dapat pula disertai dengan 
analisis. Perbedaannya yaitu dalam deskriptif hanya menguraikan dengan asumsi 
analisis akan diuraikan di bab selanjutnya. Sedangkan bila berisi analisis, maka 
dijabarkan tentang pendapat penulis akan kajian pustaka tersebut apakah akan 
mengkritik, menolak, menerima, atau yang lainnya.
Contoh Kajian Pustaka
Berikut adalah contoh kajian pustaka pada karya ilmiah yang 
berjudul “Uji Efektifitas Daun Kamboja (Plumeria rubra L.) Sebagai Obat 
Luka pada Mencit (Mus musculus albinus)”
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Kamboja (Plumeria rubra L.)
Klasifikasi kamboja dapat dilihat pada tabel 2.1, tumbuhan yang 
termasuk famili Apocynaceae merupakan tumbuhan berbunga yang berasal dari 
Amerika Tengah dan Afrika. Di alam, tumbuhan ini berbentuk semak liar yang 
tumbuh di daerah gurun yang panas dan dapat hidup lama tanpa air. Usia tanaman 
ini bisa mencapai ratusan tahun.
Tabel 2.1 Klasifikasi Kamboja (Plumeria rubra 
L.)
| Kerajaan | Plantae | 
| Sub kerajaan | Tracheobionta | 
| Divisi | Spermatophyta | 
| Sub Divisi | Magnoliphyta | 
| Kelas | Magnoliopsida | 
| Ordo | Gentianales | 
| Famili | Apocynaceae | 
| Genus | Plumeria | 
| Jenis | Plumeria rubra L. | 
Ciri khas kamboja (Plumeria rubra L.) adalah bunganya yang 
beraroma khas dan sering dijadikan bahan baku parfum. Warna mahkotanya merah. 
Tinggi tanaman ini dapat mencapai lebih dari enam meter dan bercabang-cabang. 
Jenisnya adalah kayu lunak dan bergetah sehingga tidak cocok sebagai bahan baku 
furniture. Daun kamboja berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan urat daun 
terlihat menonjol di belakang dan ujung daun yang meruncing. Daun kamboja 
berwarna kuning ketika hendak rontok. Pada musim panas, banyak daun yang rontok 
dan bunga banyak yang mekar. Morfologi dari tumbuhan kamboja dapat dilihat pada 
gambar 2.1.
Gambar 2.1 Tanaman Kamboja

Sumber : en.wikipedia.org
2.1.2. Mencit (Mus musculus albinus)
Klasifikasi mencit dapat dilihat pada tabel 2.1. Mencit (Mus 
musculus albinus) merupakan salah satu hewan dalam kelompok rodentia yang 
mudah dipelihara, praktis juga dapat berkembang biak dengan cepat sehingga dapat 
diperoleh keturunan dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat serta 
anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik (Malole dan Pramono 
1998).
Tabel 2.2 Klasifikasi mencit (Mus musculus 
albinus)
| Kerajaan | 
Animalia | 
| Phylum | Chordata | 
| Sub Phylum | Vertebrata | 
| Kelas | Mamalia | 
| Ordo | Rodentia | 
| Famili | Muridae | 
| Genus | Mus | 
| Spesies | Mus musculus | 
| Sub Spesies | Mus musculus albinus | 
Mencit luar atau mencit rumah adalah hewan semarga dengan 
mencit laboratorium. Hewan tersebut tersebar di seluruh dunia dan sering 
ditemukan di dekat atau di dalam gedung dan rumah yang dihuni manusia. Berat 
badan bervariasi, tetapi umumnya pada umur empat minggu berat badan mencapai 
18-20 g. Mencit liar dewasa dapat mencapai 30-40 g pada umur enam bulan atau 
lebih. Mencit laboratorium mempunyai berat badan kira-kira sama dengan mencit 
liar, tetapi setelah diternakkan secara selektif selama delapan puluh tahun yang 
lalu, sekarang ada berbagai warna bulu dan timbul banyak galur dengan berat 
badan berbeda-beda (Smith dan Mangkoewidjojo 1988). Morfologi dari mencit dapat 
dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Mencit

Sumber : de.wikipedia.org
Mencit laboratorium dapat dikandangkan dalam kotak sebesar 
kotak sepatu. Kotak dapat dibuat dari berbagai macam bahan, misalnya plastik, 
aluminium, atau baja tahan karat (stainless steel). Prinsip dasar yang perlu 
dicamkan kalau memilih kotak mecit ialah bahwa kotak harus mudah dibersihkan dan 
disterilkan. Kotak mencit harus tahan lama, tahan gigit dan mencit tidak dapat 
lepas. Apa pun sistem kandang yang dipakai, paling penting untuk diperhatikan 
adalah persyaratan fisiologis dan tingkah laku mencit. Persyaratan ini meliputi 
menjaga lingkungan tetap kering dan bersih, suhu yang memadai, dan memberi ruang 
cukup untuk bergerak dengan bebas dalam berbagai posisi. Seluruh sistem 
perkandangan harus dirancang sehingga mudah dirawat dan diperbaiki demi 
kesehatan hewan. Kandang yang baik harus tersedia alas tidur (bedding) dengan 
kualitas bagus dan bersih. Biasanya di daerah tropis dapat dipakai serbuk 
gergaji atau sekam padi sebagai alas tidur. Alas tidur harus diganti sesering 
mungkin, sekurang-kurangnya satu kali tiap minggu (Smith dan Mangkoewidjojo 
1988).
2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
- Hery Kristiana (2008) pada skripsinya yang berjudul: “Gambaran Darah Mencit (Mus musculus albinus) yang Diberi Salep Ekstrak Etanol dan Fraksi Hexan Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) pada Proses Persembuhan Luka”. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa ekstrak etanol rimpang kunyit mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan alkaloid dan kuinon. Sedangkan fraksi hexan rimpang kunyit mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan alkaloid, saponin dan kuinon. Secara umum sediaan salep ekstrak rimpang kunyit yang dipakai mempunyai manfaat untuk mempercepat persembuhan luka serta dapat digunakan sebagai obat luka, sehingga sediaan salep ekstrak rimpang kunyit ini potensial dikembangkan menjadi obat komersial.
 - Kunti Hapsariani (tt) pada tesisnya yang berjudul: “EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria accuminata Ait) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA MELALUI PENGAMATAN SEL PMN (Polimorfonuklear)”. Hasil penelitian tersebut adalah ada pengaruh pemberian salep ekstrak etanol konsentrasi 10% daun P. accuminata Ait pada proses penyembuhan luka gingival tikus Sprague dawlery.
 
2.3. Kerangka Berpikir
Penelitian ini membahas pengaruh pemberian daun kamboja 
(Plumeria rubra L.) terhadap tingkat kesembuhan pada tikus mencit (Mus musculus 
albinus). Penelitian ini dilakukan dengan cara percobaan in vitro pada mencit. 
Kemudian diteliti dan diambil data secara kualitatif.
Referensi:
- CONTOH PENULISAN KAJIAN PUSTAKA (http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/contoh-penulisan-kajian-pustaka.html)
 - Teknik Menyusun Kajian Pustaka (https://zultogalatp.wordpress.com/2013/03/07/teknik-menyusun-kajian-pustaka/)
 - PENGERTIAN KAJIAN PUSTAKA (http://arulteam.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-kajian-pustaka.html)
 
Anda bisa request artikel tentang apa saja, kirimkan request Anda ke hedisasrawan@gmail.com atau langsung saja lewat kolom komentar :)
Terima kasih informasinya
ReplyDeletethanks banget
ReplyDeletesalah brok
ReplyDeleteKak, boleh minta artikel tentang pembuatan judul yang menarik?
ReplyDeletekajian pustaka soal islamisasi dongg kak?
ReplyDeleteKak kajian pustaka tentang alam pikir manusia dan perkembangannya dong..
ReplyDeleteKak kajian pustaka tentang alam pikir manusia dan perkembangannya dong.
ReplyDeleteKalau seumpama ga di kasih gambar boleh gak?
ReplyDeleteMohon contoh kajian pustaka skripsi hukum gan 🙏🙏
ReplyDeletemohon kajian pustaka Teologi donk k
ReplyDeletelalu perbedaan kaijan pustaka dengan pembahasan apa ?
ReplyDeleteTlng contoh kajian pustaka loporan ptk
ReplyDeleteTolong contoh kajian pustaka tentang perkembangan iptek di indonesia dari era orla,orba,dan reformasi🙏
ReplyDeleteKak contoh kajian pustaka keanekaragaman jenis laba-laba🙏
ReplyDeleteKak boleh minta kajian pustaka tentang ketahanan nasional bidang militer ?
ReplyDelete