Jantung adalah organ berotot pada manusia yang memompa darah dan mengalirkannya melalui pembuluh darah pada sistem peredaran darah pada manusia. Darah mengangkut oksigen dan nutrien yang bermanfaat bagi tubuh, serta mengangkut zat sisa metabolisme. Jantung terletak di antara paru-paru, di tengah dada.
Pada manusia, jantung dibagi menjadi empat ruang. Di bagian atas ada atrium (serambi) kiri dan kanan, sedangkan di bagian bawah ada ventrikel (bilik) kiri dan kanan. Umumnya bagian kanan bilik dan serambi dianggap bergabung menjadi bagian kanan jantung dan bagian kirinya menjadi kiri jantung. Pada jantung sehat, darah mengalir satu arah melewati jantung dengan katup, yang mencegah aliran balik. Jantung ditutupi dengan kantung pelindung, yang disebut perikardium, yang juga mengandung sedikit cairan. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium, miokardium, dan endokardium. Jantung memompa darah dengan irama yang ditentukan oleh sekelompok sel di nodus sinoatrial. Sel-Sel tersebut menghasilkan aliran yang menyebabkan kontraksi pada jantung, melewati nodus antrioventrikuler dan sepanjang sistem konduksi jantung. Jantung menerima darah rendah oksigen dari sistem sirkulasi, yang memasuki serambi kanan dari vena cava superior dan inferior kemudian menuju bilik kanan. Dari sana darah dipompa ke sirkulasi paru-paru dimana darah menerima oksigen dan melepas karbon dioksida. Darah beroksigen kemudian kembali ke serambi kiri, kemudian ke bilik kiri dan dipompa ke sistem sirkulasi melalui aorta. Darah beroksigen akan menuju ke setiap sel untuk digunakan dalam proses metabolisme dan menghasilkan karbon dioksida dan kembali lagi ke jantung. Detak jantung dalam keadaan istirahat mendekati 72 detak per menit. Olahraga dapat meningkatkan detak namun menurunkan detak jantung dalam jangka panjang, dan itu baik bagi kesehatan jantung.
Bagian dari: Sistem Peredaran Darah pada Manusia (Artikel Lengkap)
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab umum kematian di dunia pada tahun 2008, yakni 30% dari total kematian. Lebih dari 3/4 diantaranya merupakan akibat dari jantung koroner dan stroke. Faktor penyebabnya termasuk merokok, kelebihan berat badan, sedikit olahraga, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes tidak terkontrol. Penyakit kardiovaskular biasanya tidak memiliki gejala atau mungkin berupa sakit di dada dan napas pendek. Diagnosa penyakit jantung biasa dilakukan dengan riwayat medis, mendengar suara jantung dengan stetoskop, dan ultrasonik. Spesialis yang berfokus pada penyakit jantung disebut kardiologis, meskipun banyak spesialis kedokteran yang terlibat saat penyembuhan.
1. Struktur Jantung
Selengkapnya: Anatomi Jantung (Artikel Lengkap) dan 12 Bagian-Bagian Jantung Manusia Beserta Fungsinya
1.1. Lokasi dan Bentuk Jantung
Jantung manusia terletak di tengah toraks, dengan puncaknya yang sedikit ke kiri.
Jantung manusia terletak di pertengahan mediastinum, di tulang punggung T5 sampai T8. Dua kantung membran yang disebut perikardium mengelilingi jantung dan menempel pada mediastinum. Permukaan belakang jantung membentang di kolom tulang belakang, dan permukaan depan bertengger di belakang tulang dada dan kartilago tulang rusuk. Bagian atas jantung menjadi tempat menempelnya beberapa pembuluh darah besar seperti vena cava, aorta, dan batang paru-paru.
Bagian terbesar jantung biasanya sedikit ke sisi kiri dada (namun terkadang sedikit ke sisi kanan) karena bagian kiri jantung lebih kuat dan lebih besar karena berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Karena letak jantung berada di antara paru-paru, paru-paru kiri berukuran lebih kecil daripada paru-paru kanan dan memiliki tekukan jantung di pinggirannya untuk mengakomodasi bentuk jantung. Jantung berbentuk kerucut terbalik. Jantung orang dewasa memiliki massa 250 – 350 gram. Jantung umumnya berukuran kepalan tangan yakni 12 cm panjang, 8 cm lebar, dan ketebalan 6 cm. Atlet terlatih memiliki jantung yang berukuran lebih besar karena efek olahraga pada otot jantung yang mirip dengan otot rangka.
1.2. Ruang pada Jantung
Jantung memiliki empat ruang, yakni dua serambi atas, yang merupakan ruang penerima, dan dua bilik di bawahnya, yang merupakan ruang pelepas. Serambi terbuka menuju bilik melalui katup atrioventrikular pada sekat atrioventrikular. Perbedaan juga terlihat pada permukaan jantung sebagai sulcus coronarius. Terdapat struktur berbentuk telinga pada bagian atas serambi kanan disebut apendiks atrium kanan, sedangkan di sebelah kirinya disebut apendiks atrium kiri. Serambi kanan dan bilik kanan sesekali dianggap sebagai satu kesatuan yakni jantung kanan, dan sebaliknya. Bilik terpisah satu sama lain dengan sekat interventrikuler yang terlihat pada permukaan jantung sebagai sulcus anterior membujur dan sulcus interventrikuler posterior. Rangka jantung terdiri dari jaringan ikat padat dan jaringan tersebut memberikan bentuk pada jantung. Jaringan ikat padat juga membentuk sekat atrioventrikuler yang membatasi serambi dan bilik, dan cincin fibrosa yang menjadi dasar dari empat katup jantung. Kerangka kardiak juga menjadi batas bagi sistem konduksi elektrik jantung, karena kolagen tidak dapat mengonduksi elektris. Sekat interatrial membatasi serambi dan sekat interventrikuler membatasi bilik. Sekat interventrikular lebih tebal dibandingkan sekat interatrial karena bilik perlu menekan lebih kuat ketika berkontraksi.
1.3. Katup Jantung
Jika serambi dan sebagian besar pembuluh dihilangkan, maka keempat katup jantung dapat terlihat jelas.
Jantung memiliki empat katup, yang membatasi ruangnya. Satu katup terbentang antara masing-masing serambi dan bilik, dan satu katup terdapat pada pintu keluar masing-masing bilik.
Katup antara serambi dan bilik disebut katup atrioventrikular. Antara serambi kanan dan bilik kanan terdapat katup trikuspid. Katup trikuspidalis memiliki tiga katup. Katup mitral terbentang antara serambi kiri dan bilik kiri. Katup mitral juga dikenal sebagai katup bikuspid karena memiliki dua katup yakni katup anterior dan posterior. Terdapat otot papiler yang terbentang dari dinding jantung ke katup oleh hubungan kartilagi yang disebut chorda tendinae. Otot tersebut mencegah katup jatuh terlalu jauh ketika menutup. Selama fase relaksasi, otot papiler juga berelaksasi dan keregangan chorda tendineae menjadi sedikit. Ketika ruang jantung berkontraksi, otot papiler juga berkontraksi dan meregangkan chorda tendineae, membantu menjaga katup atrioventrikular pada tempatnya dan mencegah darah kembali ke serambi.
Terdapat dua katup semilunar terdapat pada pintu keluar masing-masing bilik. Katup ini memiliki tiga katup yang tidak menempel dengan otot papiler. Ketika bilik berelaksasi aliran darah mengalir ke bilik dari arteri dan darah mengalir mengisi katup, menekan katup yang dekat dengan segel katup.
1.4. Jantung Kanan
Jantung kanan terdiri dari dua ruang yaitu serambi kanan dan bilik kanan, yang dipisahkan oleh katup trikuspid. Serambi kanan menerima darah dari dua vena utama pada tubuh yaitu vena cava superior dan inferior. Sejumlah kecil darah dari sirkulasi koroner juga mengalir ke serambi kanan melalui sinur koroner, yang berada di atas vena cava inferior. Pada dinding kanan serambi terdapat penekanan berbentuk oval yang dikenal sebagai fossa ovalis, yang merupakan sisa janin jantung yang dikenal sebagai foramen ovale. Kebanyakan permukaan dalam serambi kanan lembut. Serambi kanan terhubung dengan bilik kanan oleh katup trikuspid. Dinding bilik kanan dilapisi dengan trabeculae carneae, Otot jantung dilapisi dengan endocardium. Bilik kanan memompa darah ke paru-paru.
1.4. Jantung Kiri
Jantung kiri memiliki dua ruang yakni serambi kiri dan bilik kiri, yang dipisahkan oleh katup mitral.
Serambi kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui salah satu dari empat vena pulmonalis. Seperti serambi kanan, serambi kiri dilapisi dengan otot pektinase. Serambi kiri terhubung dengan bilik kiri dengan katup mitral. Bilik kiri lebih tebal dibandingkan dengan bilik kanan, mengingat kekuatan besar dibutuhkan untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Bilik kiri memompa darah ke seluruh tubuh melalui katup aorta dan menuju aorta. Dua bukaan kecil diatas katup aorta membawa darah ke jantung itu sendiri, yakni melalui arteri koroner kiri dan arteri koroner kanan. Seperti bilik kanan, bilik kiri juga memiliki trabeculae carnae.
1.5. Dinding Jantung
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan: endokardium di dalam, miokardium di tengah, dan epikardium di luar. Semuanya dikelilingi oleh kantung membran ganda yang disebut perikardium.
Lapisan terdalam jantung disebut endokardium. Endokardium terdiri dari lapisan epitel pipih selapis, dan menutup dinding dan katup jantung. Ini berlanjut dengan endoteloum pada vena dan arteri jantung, dan bergabung dengan miokardium dengan lapisan tipis jaringan ikat. Endokardium dengan mensekresi endotelin juga berperan mengatur kontraksi miokardium. Pola berputar pada miokardium membantu jantung memompa dengan lebih efektif.
Lapisan tengah dinding jantung disebut miokardium yang merupakan otot jantung yang dikelilingi kolagen. Pola otot jantung elegan dan kompleks, otot ini berputar dan membentuk spiral di sekitar ruang pada jantung. Pola tersebut dapat membantu jantung memompa darah lebih efektif.
Terdapat dua jenis sel di otot jantung yaitu sel otot yang mampu berkontraksi dengan mudah, dan sel pacemaker yang termasuk dalam sistem konduksi jantung. Sel otot mengisi 99% sel di serambi dan bilik. Sel kontraktil tersebut terhubung dengan cakram interkalar yang memberikan respon cepat terhadap impuls potensial aksi dari sel pacemaker. Sel pacemaker mengisi 1% dari sel dan membentuk sistem konduksi pada jantung. Ukurannya lebih kecil daripada sel kontraktil dan memiliki sedikit miofilbril sehingga sel ini kontraktibilitasnya terbatas. Fungsinya mirip dengan neuron (sel saraf).
Perikardium mengelilingi jantung. Ia terdiri dari dua membran yaitu membran serosa dalam yang disebut epikardium, dan membran fibrosa luar. Pembuluh darah dan sel saraf mencapai otot jantung melalui epikardium. Hal tersebut membantu mempengaruhi denyut jantung. Perikardium juga terdiri dari rongga perikardium yang berisi cairan perikardium yang melumasi permukaan jantung.
1.6. Sirkulasi Koroner
Jaringan pada jantung, seperti semua sel pada tubuh, perlu pasokan oksigen, nutrien, dan jalur pembuangan sisa metabolisme. Semua itu dapat diperoleh dengan sirkulasi koroner, yang terdiri dari arteri, vena, dan pembuluh limfatik. Darah mengalir melalui pembuluh koroner dan dipengaruhi oleh relaksasi dan kontraksi otot jantung. Jaringan pada jantung menerima darah dari dua arteri yang berada di atas katup aorta.
1.7. Pasokan Saraf pada Jantung
Jantung menerima impuls saraf dari saraf vagus dan saraf simpatetik. Saraf tersebut bertindak untuk memengaruhi detak jantung, bukan mengaturnya.
2. Perkembangan Jantung
Dua tabung endokardial membentuk tabung jantung primitif. Antara tiga dan empat minggu, tabung jantung memanjang, dan mulai terlipat untuk membentuk huruf S dalam perikardium. Struktur itu digunakan sebagai tempat ruang dan pembuluh darah besar pada tempatnya selama perkembangan jantung. Perkembangan selanjutnya termasuk pembentukan sekat dan katup dan membentuk ulang ruang jantung. Pada akhir usia lima minggu janin sekat selesai dibentuk dan katup jantung selesai di usia sembilan minggu.
Sebelum minggu kelima, terdapat bukaan pada jantung janin yang disebut foramen ovale. Foramen ovale memberikan darah masuk ke dalam jantung janin untuk melewatinya melalui serambi kanan ke serambi kiri, dan membuat sebagian darah mengelilingi paru-paru. Dalam beberapa detik setelah kelahiran, penutup jaringan yang dikenal sebagai septum primum yang sebelumnya berfungsi sebagai katup penutup foramen ovale dan membentuk pola sirkulasi jantung pada umumnya. Penekanan pada permukaan serambi kanan tertinggal ketika foramen ovale menjadi dinding jantung, yang disebut fossa ovalis.
Jantung embrio mulai berdetak sekitar 22 hari setelah pembentukan dengan detak jantung mencapai 75-80 detak per menit. Pada usia 7 minggu kecepatannya meningkat menjadi 165-185 detak per menit. Pada usia 9 minggu kecepatan detak jantung mulai menurun sampai menjadi sekitar 145 detak per menit saat kelahiran. Tidak ada perbedaan antara detak jantung wanita dan pria sebelum lahir.
3. Fisiologi Jantung
Selengkapnya: 7 Fungsi Jantung Manusia
3.1. Aliran Darah
Fungsi jantung pada sistem sirkulasi pada manusia adalah untuk memompa darah secara berkelanjutan untuk tubuh. Sirkulasi tersebut terdiri dari sirkulasi sistemuk ke dan dari tubuh dan sirkulasi pulmonari ke dan dari paru-paru. Darah pada sirkulasi paru-paru menukar karbon dioksida untuk mendapatkan oksigen dari paru-paru melalui proses respirasi (pernapasan). Sirkulasi sistemik kemudian mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan mengembalikan karbon dioksida dan darah terdeoksigenasi ke jantung untuk dibawa kembali ke paru-paru.
Jantung kanan mengumpulkan darah terdeoksigenasi dari dua vena besar, yaitu vena cava superior dan inferior. Darah terkumpul di serambi kanan dan kiri secara berkelanjutan. Vena cava superior mengalirkan darah dari atas diafragma ke bagian atas serambi kanan. Vena cava inferior mengalirkan darah dari bawah diafragma ke serambi di bawah vena cava superior. Di atas bukaan vena cava inferior terdapat bukaan sinus koroner. Sinus koroner mengembalikan darah terdeoksigenasi dari miokardium ke serambi kanan. Darah terkumpul di serambi kanan. Ketika serambi kanan berkontraksi, darah dipompa melalui katup trikuspid menuju bilik kanan. Ketika bilik kanan berkontraksi, katup trikuspid menutup dan darah dipompa menuju paru-paru melalui katup paru-paru. Di dalam paru-paru, pembuluh darah terbagi menjadi arteri yang lebih kecil hingga mencapai kapiler. Setelah darah melewati alveoli, karbon dioksida dilepas untuk mendapatkan oksigen dengan cara difusi.
Pada jantung kiri, darah teroksigenasi kembali ke serambi kiri melalui vena pulmonari. Kemudian dipompa menuju bilik kiri melalui katup mitral dan menuju aorta melalui katup aorta untuk sirkulasi di seluruh tubuh. Aorta adalah arteri besar yang bercabang menjadi arteri yang lebih kecil, arteriol, dan kemudian kapiler. Pada kapiler, oksigen dan nutrien dari darah dipasok ke sel tubuh untuk metabolisme, dan menggantinya dengan karbon dioksida dan limbah buangan. Kapiler darah yang kini terdeoksigenasi, melaju melalui venula dan vena yang terkumpul di vena cava superior dan inferior, dan menuju jantung kanan.
3.1.1. Siklus Jantung
Siklus kardiak merujuk pada detak jantung lengkap yang termasuk sistol dan diastol serta jeda intervensi. Siklus dimulai dengan kontraksi serambi dan berakhir pada relaksasi bilik. Sistol merujuk pada kontraksi serambi atau bilik pada jantung. Diastol adalah ketika serambi atau bilik berelaksasi dan terisi dengan darah. Serambi dan bilik bekerja berlawanan, jadi pada sistol ketika bilik berkontraksi, serambi berelaksasi dan mengumpulkan darah, serambi berkontraksi untuk memompa darah ke bilik. Koordinasi ini memastikan darah dipompa secara efisien ke seluruh tubuh.
Pada awal siklus jantung, pada diastol awal, baik kedua serambi maupun bilik berelaksasi. Darah berpindah dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan rendah, ketika ruang jantung berelaksasi, darah mengalir ke serambi (melalui sinus koroner dan vena pulmonari). Ketika serambi mulai mengisi, tekanan akan meningkat jadi darah akan pindah dari serambi menuju bilik. Pada akhir kontraksi serambi diastol, darah akan terpompa lebih banyak menuju bilik. Hal ini menyebabkan meningkatnya tekanan pada bilik. Ketika bilik mencapai sistol, darah akan dipompa menuju arteri pulmonari (bilik kanan) atau aorta (bilik kiri).
Ketika katup atrioventrikuler (trikuspid dan mitral) terbuka ketika darah mengalir menuju bilik, aorta dan katup pulmonari tertutup untuk mencegah aliran balik menuju bilik. Ketika tekanan ventrikuler lebih besar dari tekanan serambi maka katup trikuspid dan mitral akan menutup. Ketika bilik berkontraksi, tekanan menggerakkan aorta dan katup pulmonari terbuka. Ketika bilik berelaksasi, aorta dan katup pulmonari akan menutup sebagai tanggapan atas penurunan tekanan.
3.1.2. Keluaran Jantung
Keluaran jantung (CO / Cardiac Output) adalah pengukuran jumlah darah yang dipompa masing-masing bilik dalam satu menit. Ini dihitung dengan mengalikan stroke volume (SV) dengan detak jantung per menit (HR / Heart Rate). Jadi, CO = SV x HR.
Rata-rata keluaran jantung, dengan menggunakan rata-rata stroke volume sekitar 70mL, adalah 5,25 L/menit, dengan rentang normal 4 – 8 L/menit. Stroke volume biasanya diukur dengan menggunakan ekokardiogram dan dapat dipengaruhi oleh ukuran jantung, kondisi fisik dan mental individu, jenis kelamin, kontraktilitas, durasi kontraksi, dan preload dan afterload.
Preload merujuk pada tekanan pengisian serambi pada akhir diastol, yakni ketika mencapai tingkat penuhnya. Faktor utamanya adalah berapa lama bilik butuh waktu untuk mengisi – jika bilik berkontraksi lebih cepat. Preload juga dipengaruhi oleh volume darah manusia. Tenaga pada masing-masing kontraksi otot jantung proporsional dengan preload, yang dijelaskan sebagai mekanisme Frank-Starling.
Afterload, atau seberapa banyak tekanan jantung yang harus dihasilkan untuk mengeluarkan darah pada sistol, yang dipengaruhi oleh resistensi vaskular. Afterload dapat dipengaruhi dengan mempersempit katup jantung atau kontraksi atau relaksasi pembuluh darah periferal. Kekuatan kontraksi otot jantung mengendalikan stroke volume. Ini juga dapat dipengaruhi secara positif atau negatif oleh agen yang disebut inotropik. Inotropik yang meningkatkan daya kontraksi disebut inotropik positif. Inotropik positif termasuk adrenalin dan dopamin. Inotropik negatif menurunkan daya kontraksi dan termasuk penghalang jalur kalsium.
3.2. Konduksi Elektrik Jantung
Irama detak jantung normal, yang disebut sinus rhythm, disebabkan oleh nodus sinoatrial, pacemaker jantung. Sinyal elektrik dibuat untuk mengelilingi jantung dan menyebabkan otot jantung berkontraksi.
Nodus sinoatrial dapat ditemukan di bagian atas serambi kanan dekat persimpangan dengan vena cava superior. Sinyal elektrik dihasilkan oleh nodus sinoatrial berjalan melalui serambi kanan secara melingkar yang polanya tidak terlalu bisa dimengerti. Sinyal berjalan ke serambi kiri melalui berkas Bachmann, sehingga otot serambi kiri dan kanan berkontraksi bersamaan. Sinyal elektrik kemudian menuju nodus atrioventrikuler yang ditemukan di bagian bawah serambi kanan di sekat atrioventrikuler. Sekat tersebut merupakan bagian dari rangka kardiak, jaringan pada jantung dimana sinyal elektrik tidak dapat melewatinya. Sinyal tersebut kemudian berjalan menuju bilik jantung melalui berkas his. Pada bilik sinyal dibawa oleh jaringan terspesialisasi yang disebut serabut purkinje yang kemudian mentransmisi muatan listrik ke otot jantung.
3.3. Denyut Jantung
Prepotensial disebabkan karena masuknya ion natrium secara lambat sampai ambang batas tercapai dan diikuti oleh depolarisasi secara cepat dan repolarisasi. Ketika prepotensial mencapai ambang batas dan memulai melakukan depolarisasi secara spontan, terjadi kontraksi sel.
Denyut jantung normal saat sedang istirahat disebut irama sinus. Hal itu disebabkan oleh nodus sinoatrial yang merupakan sekelompok sel pacemaker yang ditemukan di dinding serambi kanan. Sel di nodus sinoatrial melakukan irama sinus dengan menciptakan potensial aksi. Potensial aksi jantung dibuat oleh gerakan elektrolis tertentu ke dalam dan keluar dari sel-sel pemacu jantung. Potensial aksi kemudian menyebar ke sel-sel di dekatnya.
Ketika sel-sel sinoatrial sedang beristirahat, sel tersebut memiliki muatan negatif pada membrannya. Namun masuknya ion natrium secara cepat membuat muatan membran menjadi positif. Ini disebut depolarisasi dan terjadi secara spontan. Setelah sel memiliki muatan yang cukup tinggi, natrium dan ion kalsium mulai masuk ke dalam sel tak lama setelah fosfor keluar. Semua ion berjalan melalui saluran ion pada membran sel sinoatrial. Kalium dan kalsium hanya bergerak dari dan ke dalam sel setelah memiliki muatan yang cukup tinggi. Tak lama setelah itu, saluran kalsium dan saluran kalium terbuka, yang memungkinkan kalium meninggalkan sel. Hal ini menyebabkan sel memiliki muatan negatif ketika beristirahat dan disebut repolarisasi. Ketika potensial membran mencapai sekitar –60 mV, saluran kalium memulai prosesnya kembali.
Ion-ion bergerak dari tempat yang terkonsentrasi ke tempat yang tidak terkonsentrasi. Oleh karena itu, sodium bergerak ke dalam sel dari luar, dan kalium bergerak dari dalam sel ke luar sel. Kalsium juga berperan penting. Ion kalsium bergabung dengan protein troponin C untuk mengaktifkan kontraksi otot jantung, dan berpisah dari protein untuk memungkinkan relaksasi.
Denyut jantung orang dewasa saat sedang beristirahat sekitar 60-100 bpm. Denyut jantung istirahat bayi baru lahir dapat mencapai 129 denyut per menit (bpm) dan menurun secara bertahap. Denyut jantung seorang atlet dapat lebih rendah dari 60 bpm. Selama latihan dapat mencapai 150 bpm dengan batas maksimal mencapai 200-220 bpm.
3.3.1. Hal yang Memengaruhi Denyut Jantung
Irama sinus jantung normal, yang memberikan detak jantung istirahat, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pusat kardiovaskuler di batang otak yang mengendalikan saraf simpatetik dan parasimpatetik mempengaruhi jantung melalui saraf vagus dan batang simpatetik. Pusat kardiovaskuler tersebut menerima masukan dari beberapa reseptor termasuk baroreseptor yang mendeteksi regangan pembuluh darah dan kemoreseptor yang merasakan jumlah oksigen dan karbon dioksida di dalam darah beserta pH-nya. Itu mempengaruhi pengaturan dan menjaga aliran darah.
Tingkat olahraga, suhu tubuh, tingkat metabolisme, dan bahkan kondisi psikologi individu dapat memengaruhi detak jantung. Tingkat hormon epinefrin, norepinefrin, dan tiroid dapat meningkatkan detak jantung. Tingkat elektrolit termasuk kalsium, fosfor, dan sodium juga dapat mempengaruhi kecepatan detak jantung. Oksigen darah yang rendah, tekanan darah rendah, dan dehidrasi mungkin dapat meningkatkan detak jantung.
3.4. Suara Jantung
Salah satu cara paling sederhana untuk menilai kondisi jantung adalah dengan mendengarnya menggunakan stetoskop. Umumnya, jantung sehat hanya punya dua suara jantung yang dapat didengar, yang disebut S1 dan S2. Suara jantung pertama S1, adalah suara yang dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler selama kontraksi ventrikuler dan umumnya dijabarkan sebagai “lub”. Suara kedua jantung, S2, adalah suara katup semilunar yang menutup selama diastol ventrikuler dan dijabarkan sebagai “dub”. S2 mungkin dapat terbagi menjadi dua sebagai hasil dari adanya masalah pada jantung. Suara jantung ketiga, S3 biasanya mengindikasi peningkatan volume darah ventrikular.
4. Signifikansi Klinis Jantung
4.1. Gangguan pada Jantung
Stetoskop digunakan untuk auskultasi jantung, dan menjadi salah satu simbol ikonis dalam dunia medis. Berbagai penyakit dapat dideteksi dengan mendengarkan detak jantung. Atherosclerosis adalah kondisi yang memengaruhi sistem sirkulasi. Jika arteri koroner terpengaruh oleh angina pectoris mungkin dapat menyebabkan serangan jantung.
Penyakit kardiovaskuler, yang termasuk penyakit pada jantung, adalah penyebab utama kematian di dunia. Kebanyakan penyakit kardiovaskular tidak dapat dikomunikasikan dan berhubungan dengan gaya hidup dan faktor lain, umumnya karena usia. Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian, yakni sekitar 30% dari seluruh kematian di dunia pada tahun 2008. Angka ini bervariasi dari 28% sampai 40% di negara berpenghasilan tinggi. Dokter spesialis jantung disebut kardiologis. Banyak profesional medis yang terlibat dalam menangani penyakit jantung.
Penyakit arteri koroner juga dikenal sebagai penyakit jantung iskemik yang disebabkan oleh atherosklerosis – sebuah plak disepanjang dinding dalam arteri yang mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah di jantung. Plak mungkin dapat menyebabkan sakit di dada atau sesak napas saat olahraga atau saat istirahat, atau bahkan tanpa gejala sama sekali. Plak juga dapat menutup pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan serangan jantung. Obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes tak terkontrol, merokok, dan kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko pembentukan atherosklerosis dan penyakit arteri koroner.
Gagal jantung adalah keadaan saat jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Itu umumnya merupakan kondisi yang kronis, berhubungan dengan umur, yang berlangsung secara bertahap. Masing-masing sisi jantung dapat gagal dengan sendirinya yang menyebabkan gagal jantung di jantung kiri atau jantung kanan. Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah, maka efeknya akan terjadi di seluruh tubuh, menyebabkan sesak napas, pembengkakan pada kaki atau area terpengaruh gravitasi, menurunnya kemampuan olahraga, atau gejala lainnya seperti hati membengkak.
Kardiomiopati adalah penurunan kemampuan otot jantung untuk berkontraksi, yang dapat mengarah ke gagal jantung. Kebanyakan penyebab dari kardiomiopati sulit dimengerti; beberapa teridentifikasi disebabkan oleh alkohol, racun, dan penyakit sistemik lainnya. Jenis-jenis kardiomiopati dibedakan berdasarkan bagaimana mereka mempengaruhi otot jantung. Kardiomiopati dapat menyebabkan ukuran jantung membesar. Penyakit ini seringkali tidak dapat didiagnosa dan dapat menyebabkan kematian mendadak pada atlet muda.
4.2. Diagnosis Penyakit Jantung
Penyakit jantung didiagnosa dengan melihat riwayat medis, pemeriksaan kardiak, dan investigasi lebih lanjut seperti tes darah, echokardiogram, dan rontgen.
4.2.1. Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan jantung termasuk inspeksi, merasakan dada dengan tangan, dan mendengar detak jantung dengan stetoskop. Ini melibatkan penilaian gejala yang terlihat oleh tangan manusia. Jantung normal memiliki dua suara jantung. Jika terdapat suara lain, mungkin merupakan suatu gejala penyakit.
4.2.2. Tes Darah
Tes darah berperan penting dalam diagnosis dan penanganan banyak kondisi kardiovaskuler. Troponin adalah tanda biologis sensitif untuk jantung dengan kekurangan pasokan darah. Troponin dikeluarkan 4 sampai 6 jam setelah cedera, dan biasanya memuncah sekitar 12 sampai 24 jam. Tes peptida netriuretik otak dapat digunakan untuk mengevaluasi kemunculan gagal jantung. Tes darah lainnya seringkali digunakan untuk membantu memahami kondisi kesehatan seseorang dan faktor resiko yang mungkin mengakibatkan penyakit jantung. Tes darah juga dapat mendeteksi kadar kolesterol dan gula di dalam tubuh.
4.2.3. Pencitraan Jantung
Beberapa metode pencitraan dapat digunakan untuk mengakses anatomi dan fungsi jantung, termasuk ekokardiografi, angiografi, pemindai CT, MRI, dan PET. Ekokardiogam adalah ultrasonik yang digunakan untuk mengukur fungsi jantung, menilai penyakit katup, dan melihat segala macam ketidaknormalan. Ekokardiografi dapat dilakukan pada bagian dada atau esofagus.
Pemindai CT, X-ray, dan bentuk pencitraan lainnya dapat membantu menilai ukuran jantung dan cairan apa saja yang ada disekitar jantung. Itu juga berguna untuk menilai kondisi aorta dan pembuluh darah utama lainnya.
4.3. Penanganan Penyakit Jantung
Sejumlah pengobatan digunakan untuk mengobati penyakit jantung.
Untuk penyakit detak atau irama jantung, sejumlah agen anti aritmia yang berbeda digunakan. Agen ini dapat mengganggu saluran elektrolit dan potensial aksi jantung, mengganggu stimulasi jantung oleh sistem saraf simpatik, atau mengganggu pergerakan natrium dan kalium di membran sel. Contoh lain termasuk atropin untuk irama lambat, dan amiodaron untuk irama yang tidak teratur. Obat tersebut bukan satu-satunya cara untuk mengobati penyakit irama atau detak jantung. Untuk detak jantung lambat, alat pacu jantung atau defibrilator dapat dimasukkan.
Untuk penyakit jantung iskemik, pengobatan juga mencakup perbaikan gejala. Ini termasuk nitrogliserin, beta blockers, dan obat nyeri kuat seperti morfin. Banyak dari obat tersebut yang memiliki manfaat seperti mengurangi rasa sakit pada jantung dan melebarkan pembuluh darah.
Pengobatan penyakit jantung juga mencakup pencegahan primer dan sekunder untuk mencegah terjadinya atau memburuhnya gejala. Ini termasuk rekomendasi untuk mengosumsi alkohol, olahraga rutin, dan mengatur pola makan untuk mengurangi konsumsi lemak dan gula.
Statin atau obat-obatan lain seperti fibrat juga dapat diberikan untuk menurunkan kadar kolesterol seseorang. Untuk banyak penyakit jantung, seperti fibrilasi atrium dan penyakit katup, juga pasca operasi jantung, antikoagulan dalam bentuk aspirin, warfarin, clopidogrel, dan lainnya sering diberikan secara bersamaan karena seringkali meningkatkan risiko terkena stroke atau pembuluh jantung menggumpal.
4.3.1. Operasi Jantung
Pembedahan dilakukan untuk menangani penyakit jantung apabila dianggap perlu, Operasi bypass arteri koroner adalah salah satu operasi tersebut. Dalam operasi ini, satu atau lebih arteri yang mengelilingi jantung yang telah menyempit dilewati. Hal ini dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari bagian tubuh lain. Karena operasi ini melibatkan jaringan jantung, mesin digunakan untuk melakukan bypass jantung selama operasi. Perbaikan atau penggantian katup jantung juga dilakukan untuk menangani penyakit katup jantung.
5. Sejarah Jantung
5.1. Jantung di Masa Kuno
Manusia telah mengetahui keberadaan jantung sejak zaman kuno, meskipun fungsi dan anatomi tepatnya belum sepenuhnya dimengerti. Dari sudut pandang agama awal, Yunani kuno dianggap telah memberi dasar pemahaman ilmiah terhadap jantung pada masa kuno. Aristoteles menganggap jantung adalah organ yang bertanggungjawab memproduksi darah. Plato menganggap jantung sebagai sumber sirkulasi darah. Hippocrates mencatat sirkulasi darah dari tubuh menuju jantung menuju paru-paru.
Erasistratos (304 – 250 SM) mencatat bahwa jantung bertindak seperti pompa, menyebabkan pelebaran pembuluh darah, dan mencatat bahwa arteri dan vena mengelilingi tubuh dari jantung. Meskipun dia percaya bahwa pembuluh tersebut berisi udara dan bukan darah. Dia juga menemukan katup jantung.
Fisikawan Yunani Galen (abad ke-2 M) tahu bahwa pembuluh darah membawa darah dan vena membawa darah yang berwarna gelap sedangkan arteri membawa darah yang lebih terang. Galen menyatakan bahwa jantung merupakan organ terpanas di tubuh, karena menyuplai panas ke seluruh tubuh.
5.2. Jantung di Masa Pra-Modern
Penjelasan terawal terhadap sistem sirkulasi koroner dan pulmonari dapat ditemukan dalam Commentary on Anatomy in Avicenna’s Canon, dipublikasikan pada tahun 1242 oleh Ibn al-Nafis. Dalam manuskripnya, al-Nafis menulis bahwa darah mengalir melalui sirkulasi pulmonari sebagai ganti perpindahan dari bilik kanan ke kiri seperti yang sebelumnya dipercaya oleh Galen. Hasil karyanya kemudian diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Andrea Alpago. Di Eropa, ajaran Galen berlanjut dan mendominasi komunitas akademik dan doktrinnya diadopsi sebagai norma resmi Gereja. Andreas Vesalius mempertanyakan beberapa kepercayaan Galen terhadap jantung dalam De humani corporis fabrica (1543), namun ia menjadi subjek berbagai serangan. Michael Servetus menulis dalam Christinismi Restitutio (1553) bahwa darah mengalir dari satu sisi jantung ke sisi lainnya melalui paru-paru.
5.3. Jantung di Masa Modern
Terobosan dalam pemahaman aliran darah melalui jantung dan tubuh datang dari publikasi De Motu Cordis (1628) oleh fisikawan Inggris William Harvey. Buku Harvey menjelaskan secara gamblang sistem sirkulasi dan mekanisme jantung, mengawali pemeriksaan terhadap doktrin Galen. Otto Frank (1865 – 1944), merupakan seorang psikologi Jerman yang telah banyak mempublikasikan hasil studinya tentang hal-hal penting yang berkaitan dengan jantung. Ernest Starling (1866 – 1927) merupakan fisiologis asal Inggris yang juga mempelajari jantung. Meskipun mereka bekerja secara independen, mereka berupaya mengombinasikan dan memberi hasil yang mirip yang telah diberi nama “mekanisme Frank – Starlin”.
Meskipun serat Purkinje dan berkas His telah ditemukan pada abad ke-19, peran spesifik terhadap sistem konduksi elektrik jantung belum diketahui sampai Sunao Tawara mempublikasikan karangan ilmiah yang berjudul Das Reizletungssystem des Saugetierherzens pada tahun 1906. Penemuan Tawara terhadap nodus artrioventrikuler mendorong Arthur Keit dan Martin Flack untuk mencari struktur yang mirip di jantung, yang mengarahkannya ke penemuan nodus sinoatrial beberapa bulan kemudian. Struktur tersebut membentuk basis anatomi elektrokardiogram dimana penemunya, Willem Einthoven, dianugerahkan Hadiah Nobel dalam Kedokteran dan Fisiologi pada tahun 1924.
Transplantasi jantung pertama yang berhasil dilakukan pada tahun 1967 oleh ahli bedah asal Afrika Selatan Christiaan Barnard di Rumah Sakit Groote Schuur di Cape Town. Ini ditandai sebagai batu loncatan penting dalam bedah jantung, dan berhasil menarik perhatian baik profesi medis maupun dunia secara keseluruhan. Namun, tingkat bertahan hidup pasien umumnya sangat rendah. Louis Washkansky, penerima donor jantung pertama, meninggal 18 hari setelah operasi ketika pasien lain tidak bertahan selama lebih dari beberapa minggu. Dokter bedah Amerika Serikat Norman Shumway telah berupaya untuk mengembangkan teknik transplantasi bersama dengan Richard Lower, Vladimir Demikhov, dan Adrian Kantrowitz. Sampai bulan Maret 2000, lebih dari 55.000 cangkok jantung dilakukan di seluruh dunia.
Pada pertengahan abad ke-20, penyakit jantung menjadi penyebab kematian utama di Amerika Serikat, dan saat ini menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia. Sejak 1948, terdapat banyak pengaruh yang memengaruhi peningkatan penyakit jantung, termasuk pola makan, olahraga, dan obat seperti aspirin. 30 sampai 40% pasien sekarat dalam kurun waktu setahun setelah didiagnosa.
6. Jantung dalam Sosial dan Budaya
Sebagai salah satu organ vital, jantung dianggap sebagai pusat seluruh tubuh, tempat bersinggasananya nyawa, atau emosi, atau alasan, kehendak, intelektual, tujuan, atau pikiran. Jantung adalah simbol dalam banyak agama, menandakan “kebenaran, hati nurani atau keberanian moral dalam banyak agama – tempat ibadah atau tempat berstana Tuhan dalam pandangan Islam dan Kristen-Yahudi; atman dan mata ketiga dalam Hindu; permata kemurnian dan esensial dalam Buddha; dan pusat pemahaman dalam Taoisme.”
Dalam Alkitab Ibrani, kata untuk jantung, lev, digunakan untuk merujuk kepada tempat singgasana emosi, pikiran, dan merujuk kepada organ anatomi. Jantung juga terhubung dalam fungsi dan simbolisme perut.
Bagian penting dalam konsep jiwa dalam agama Mesir Kuno adalah jantung, atau ib. Ib atau jantung metafisika dipercaya dibentuk dari setetes darah jantung ibu. Bagi orang Mesir Kuno, jantung merupakan tempat singgasana emosi, pikiran, keputusan, dan niat. Ini dibuktikan dengan ekspresi orang Mesir yang selalu dihubungkan dengan kata ib, seperti Awi-ib untuk “bahagia” (secara harfiah “jantung panjang”), Xak-ib untuk “terasing” (secara harfiah “potongan jantung”). Dalam agama Mesir, jantung adalah kunci untuk kehidupan setelah kematian.
Karakter Mandarin untuk “jantung”, 心, berasal dari penggambaran relatif realistis dari jantung (mengindikasikan ruang jantung). Kata Mandarin xīn juga secara metafora berarti “pikiran”, “niat”, atau “inti”. Dalam pengobatan Tiongkok, jantung dilihat sebagai pusat 神 shén yang berarti “jiwa, kesadaran” dan dihubungkan dengan api dalam lima elemen.
Kata bahasa Sansekerta untuk jantung adalah hṛd atau hṛdaya yang ditemukan di naskah bahasa Sansekerta tertua yang tetap bertahan yakni Rgweda. Dalam bahasa Sansekerta, istilah tersebut berarti baik dari segi objek anatomi maupun “pikiran” atau “jiwa”, merepresentasikan emosi. Hrd mungkin mendasari kata heart dalam bahasa Yunani, Latin, dan Inggris.
Banyak filsuf dan ilmuwan klasik, termasuk Aristoteles, menganggap jantung sebagai tempat berpikir, beralasan, atau emosi, bahkan seringkali sampai mengesampingkan otak yang berkontribusi terhadap fungsi-fungsi tersebut. Identifikasi jantung sebagai tempat emosi khususnya dikarenakan oleh ilmuwan Romawi Galen, yang juga meletakan nafsu di jantung, dan pemikiran di otak.
Jantung juga berperan penting dalam sistem kepercayaan Aztec. Bentuk yang paling umum dari pengorbanan manusia yang dipraktekkan oleh suku Aztec adalah pengangkatan jantung. Suku Aztec percaya bahwa jantung adalah fragmen dari panas matahari karena matahari “bulat, panas, berdenyut”.
Dalam agama Katolik, telah ada tradisi panjang penghormatan jantung, yang berawal dari pemujaan luka-luka Yesus Kristus yang menjadi terkenal dari pertengahan abad ke-16. Tradisi ini memengaruhi perkembangan agama Kristen.
Ekspresi patah hati adalah hasil percampuran budaya untuk kesedihan atas kehilangan orang yang dicinta atau cinta yang tidak terpenuhi. Gagasan “panah Cupid” yang membidik jantung menjadi budaya Renaissance yang berkaitan dengan hari Valentine.
No comments:
Post a Comment